REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) mengingatkan agar kader-kader HMI senantiasa terus mewaspadai akan bahaya neokomunisme (komunisme gaya baru) yang akhir-akhir mulai berkembang dan mengancam keutuhan NKRI.
"Salah satu ciri dari ajaran neokomunisme adalah berupaya memecah belah bangsa ini dengan mendangkalkan keagamaan dan nasionalisme kita," kata Presidium Kahmi Pamekasan Dr Gazali saat menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan Pengurus HMI Cabang Pamekasan di Pamekasan, Sabtu (7/5) malam.
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Madura (Unira) Pamekasan ini menceritakan, gerakan komunisme pernah terjadi di Indonesia yang dimotori oleh organisasi kemahasiswaan dibawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI), yakni Consentrasi Gerakan Mahasiswa?Indonesia (CGMI). "Saat itu CGMNI menggelar kongres di Istora Jakarta dengan jumlah massa yang mencapai puluhan ribu orang," katanya.
Salah satu tujuannya untuk membubarkan organisasi Islam berpengaruh di Indonesia. Salah satunya HMI. "Untungnya HMI tidak berhasil dibubarkan, berkat sikap tegas Presiden RI kala itu dan Panglima TNI Jenderal Ahmad Yani," tutur Gazali.
Komunisme dan PKI, kata dia, adalah musuhnya orang Islam dan semua agama karena kelompok ini berpaham anti-Tuhan. "Jika saat ini ada kelompok yang ingin memusuhi HMI dan ormas Islam lainnya, maka waspadailah kemungkinan mereka adalah PKI," katanya.
Gazali yang juga Direktur Inkubator Bisnis Unira Pamekasan itu juga meminta agar HMI banyak bekerja sama dengan institusi resmi pemerintah seperti Kodim. "Sebagai kader umat dan kader bangsa, HMI harus mampu menjaga keutuhan NKRI ini, melalui proses perkaderan yang biasa digelar HMI selama ini," pinta Gazali.
Pelantikan Pengurus HMI Cabang Pamekasan periode 2016-2017 di aula SMK Negeri 3 Pamekasan bertema "Ikhtiar HMI dalam Menggagas Kepemimpinan Nasional; Upaya Meneguhkan Kedaulatan Bangsa". Presidium Kahmi Jawa Timur Fauzi Hasyim bertindak sebagai pembicara kunci pada acara pelantikan itu.