REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Komisi D DPRD Kota Malang akan segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Malang Zubaidah, terkait hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/ SMK yang turun hampir 30 persen dari tahun sebelumnya.
"Anjloknya nilai UN tahun ini yang lebih dari 20 persen ini sangat menyedihkan, sebab Kota Malang sebagai penyandang status kota pendidikan, nilai UN-nya justru jeblok. Ke depan hal ini tidak boleh terjadi lagi," kata anggota Komisi D DPRD Kota Malang Hadi Susanto, Sabtu (7/5).
Ia mengakui kondisi anjloknya nilai UN ini baru pertama kalinya karena tahun lalu nilainya cukup bagus. Oleh karena ini, pihaknya akan segera memanggil Kadisdik guna memperdalam faktor yang menyebabkan merosotnya nilai siswa tersebut. Namun yang pasti, lanjutnya, ada komunikasi yang kurang baik antara dinas dan pihak sekolah.
"Makanya kami akan secepatnya memanggil Kadisdik untuk kami mintai keterangan, kenapa nilai siswa bisa turun drastis, bagaimana solusi pemecahannya tahun depan karena anggaran Disdik cukup besar," ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Hasil UN tingkat SMA/SMK dan Paket C, baik yang berbasis komputer (UNBK) maupun kertas diumumkan saat ini (7/5) dan hasilnya tidak sesuai harapan karena menurun drastis dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasar data di Dinas Pendidikan Jawa Timur, nilai rata-rata UN jenjang SMA-MA Kota Malang 66,37 dengan jumlah peserta 3.491. Nilai rata-rata jurusan IPA 66,55 dengan jumlah peserta 2.299 siswa, jurusan IPS 64,84 dengan jumlah peserta 926 siswa.
Untuk jurusan bahasa lebih tinggi, yakni 71,25 dengan jumlah peserta 226, sedangkan MA/Islam rata-rata 64,20 dengan jumlah peserta 40. Nilai rata-rata bahasa ini lebih tinggi dari nilai rata-rata tingkat provinsi yang mencapai 63,79 dengan jumlah peserta 110.004 orang.
Menanggapi turunnya nilai UN SMA/SMK tersebut Kabid Pendidikan Menengah Disdik Kota Malang Ratna mengatakan kebijakan terkait nilai UN yang tidak menjadi acuan kelulusan, diperkirakan menjadi salah satu faktor penting.
"Tahun ini nilai UN memang bukan penentu kelulusan, namun siswa harus ingat, untuk masuk ke perguruan tinggi, nilai UN dan Ujian Sekolah dijadikan pertimbangan. Kenyataan ini seharusnya tidak disepelekan oleh siswa," ujarnya.
Sementara itu di wilayah Kabupaten Malang, nilai UN tertinggi diraih oleh siswa dari SMAN 1 Kepanjen di wilayah itu, yakni atas nama Muhammad Agung Said (18) dengan nilai total 528,50 dari skala nilai 600.
Untuk nilai mata pelajaran Matematika yang diraih siswa yang tinggal di Desa Kemisi, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang itu, adalah 95,00. Selanjutnya, Fisika (92,50), Kimia (90,00), Biologi (85,00), Bahasa Indonesia (84,00), dan Bahasa Inggris (82,00).