REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar (PG) Akbar Tanjung berpendapat Ketum terpilih pada Munaslub, 15-17 Mei mendatang bukan figur yang tercela atau bermasalah. Ketum terpilih harus benar-benar bersih, memiliki prestasi, dan punya komitmen membangun Golkar.
"Kualifikasi PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) harus tegas. Tantangan Golkar ke depan sangat berat," kata Akbar, Kamis (5/5).
Akbar menjelaskan hasil survei terbaru menyebutkan jika Pemilu dilakukan saat ini maka posisi Golkar berada di peringkat kelima dengan raihan suara sekitar tujuh persen. Posisi itu berada di bawah Partai Nasdem yang baru terbentuk. Padahal Nasdem adalah pecahan Golkar.
Dengan hasil survei tersebut, Golkar bukan lagi sebagai partai besar, tetapi partai papan tengah ke bawah.
Dalam kondisi seperti itu, perlu figur yang kuat dan memiliki visi serta misi membangun Golkar. Ketum terpilih jangan sampai orang bermasalah karena akan berat bagi Golkar untuk bangkit.
"Harus punya komitmen yang kuat. Hal itu ditandai dengan kesediaannya mengunakan waktu sepenuhnya bagi kepentingan partai. Bila perlu meninggalkan semua jabatan lainnya. Hanya dengan cara itu, saya yakini bisa ada perbaikan," tutur mantan Ketua DPR ini.
Dia juga tegaskan Ketum terpilih harus benar-benar teruji dari segala hal. Visi dan misinya harus jelas. Artikulasi dalam berbicara juga harus jelas.
Demikianpun saat menjelaskan gagasan harus jelas, terang dan clear. Alasannya, masyarakat akan melihat sosok Ketum sebagai citra partai. Jika Ketum tidak clear dan terang dalam menjelaskan berbagai soal, masyarakat tidak akan memberikan simpati.
Saat ditanya siapa Caketum yang masuk dalam kriteria yang disampaikan, Akbar menjawab Dewan Pertimbangan (Wantim) PG sudah punya nama yang dijagokan. Namun belum mau dibuka karena menunggu waktu Munaslub.
"Nanti pas Munaslub disampaikan. Sudah kami komunikasi dan lakukan pertemuan," ujar mantan Menteri Perumahan Rakyat pada zaman Oder Baru ini.