REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI mempertanyakan usaha dan upaya yang telah dilakukan tim yang terdiri dari TNI dan Polri dalam perburuan kelompok Santoso alias Abu Wardah dalam Operasi Tinombala.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmon Junaidi Mahesa menyayangkan adanya pernyataan perpanjangan Operasi Tinombala untuk yang ketiga kalinya. Politikus Partai Gerinda itu, bahkan menyebut para personil yang tergabung dalam tim Operasi Tinombala tidak profesional.
"Pertanyaan pertama sebenarnya, kenapa berani mematok target? Harusnya kalau mematok target, target yang akan dicapai semakin jelas. Ini sampai dua kali, sekarang diperpanjang sampai tiga kali. Berarti personilnya tak profesional kan," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (5/5).
(Baca juga: Belum Berhasil Tangkap Santoso, Operasi Tinombala Diperpanjang)
Seharusnya, ujar Desmon, apabila tim pencari mematok target, berarti sudah dipikirkan dengan matang langkah-langkah pasti. "Nah, kalau target pertama tak selesai, kedua tak selesai, mau diperpanjang, tentu kan jadi bertanya," lanjutnya.
Desmon meminta tim pencari yang terdiri dari TNI dan Polri agar terbuka ihwal kendala yang dihadapi dalam pencarian kelompok Santoro di Poso, Sulawesi Tengah. Ia meminta pihak terkait jujur dan terbuka kepada publik.
"Kalau tak ada penjelasan, kita kan jadi bertanya-tanya. Sekarang kan era keterbukaan. Masyarakat melakukan kotrol," tutur Desmon.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto menyatakan, Operasi Tinombala yang memburu kelompok teroris Santoso diperpanjang. Alasannya, kelompok militan tersebut sulit dijinakkan TNI dan Polri. Operasi Tinombala dimulai pada 10 Januari hingga 9 Maret. Kemuaidn operasi tersebut diperpanjang sampai 8 Mei mendatang.