REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader muda Partai Golkar, Priyo Budi Santoso didampingi Penasihat Tim Suksesnya, Hajriyanto Tohari, secara resmi mendaftarkan diri maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar, Rabu (3/5) malam. Priyo menawarkan 'Harapan Baru' bagi masa depan Partai Golkar yang cerah.
Priyo mengaku pilihannya untuk maju sebagai calon ketua umum di Munaslub Partai Golkar, karena banyak pihak yang mendorongnya. "Golkar membutuhkan harapan baru, seorang figur pemimpin yang bisa menyatukan dan membesarkan Golkar. Dan saya terpanggil untuk memastikan jalannya penyatuan dan masa depan Golkar yang cerah," kata Priyo, Rabu (3/5).
Munaslub Partai Golkar, menurut Priyo, adalah momentum untuk menyudahi perselisihan, intrik, dan konflik di tubuh partainya. "Kita tutup buku untuk semua konflik. Munaslub menjadi momentum untuk menyatukan seluruh kekuatan partai," ungkapnya.
Jika terpilih menjadi ketua umum, Priyo mengatakan akan mengembangkan strategi ABG Plus dengan format baru. "Saya akan menghidupkan kembali jaringan ABRI (TNI)-Birokrasi-Golkar, sementara 'plusnya' adalah bagaimana kita harus memperhatikan generasi di twitter dan media sosial lainnya," papar Priyo.
Dijelaskannya, sekalipun anggota TNI sekarang ini bersikap netral, namun anggota keluarganya tetap memiliki hak pilih. Dan dalam perjalanannya, keluarga TNI memiliki kedekatan sejarah dengan Golkar. "Ini yang harus kita gandeng kembali," kata Priyo.
Hal yang sama, lanjut Priyo, juga berlaku bagi kalangan birokrat. Sekalipun secara institusi netral, namun sebagai warga negara mereka juga memiliki hak untuk memilih.
Jalur ABG yang menjadi bagian penting dalam sejarah Golkar, menurut Priyo, akan kembali digerakan. “Tapi tentu saja dengan format baru yang tidak bertentangan dengan ketemuan undang-undang,” kata Priyo.