REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO UTARA -- Tim Jelajah Dana Desa (JDN) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah menyelesaikan etape pertama Jelajah Desa Nusantara di wilayah Sulawesi. JDN ini merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan dana desa di daerah-daerah.
Rencananya, usai merampungkan etape pertama di wilayah Sulawesi, tim JDN akan melakukan etape kedua di Pulau Jawa, awal Mei. Kemudian akan dilanjutkan dengan etape ketiga di Sumatera pada pertengahan Mei mendatang. Dirjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi , RR Ratna Dewi Andriani mengatakan pada 2016, perekrutan pendamping desa ini akan melibatkan sejumlah kementerian, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi.
Rekrutmen pendamping desa ini pun akan dilakukan secara terbuka bagi siapa saja, termasuk jika nantinya adanya pendamping eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Tidak hanya terkait Pendamping Desa, Kemendes PDT juga melakukan evaluasi terkait pengunaan dan penyaluran Dana Desa 2015. Berdasarkan evaluasi sementara, salah satu kendala tersendatnta penyaluran dan pencairan Dana Desa adalah terlambatnya penetapan peraturan bupati tentang pengelolaan keuangan desa.
"Memang harus ada penetapan bupati mengenai aturan-aturan bagaimana mengelola dana desa, agar memiliki payung hukum yang jelas," ujar Ratna Andriati.
Untuk itu, pada 2016, para Kepala Daerah diharapkan bisa segera mengeluarkan peraturan untuk bisa mengatur pengelolaan keuangan desa. Namun, Ratna menambahkan, berdasarkan hasil pantauan tim JDN di sejumlah desa di Sulawesi, semua Dana Desa 2015 sudah terealisasi 100 persen.
"Dengan realisasi keuangan 100 persen, mudah-mudahan dengan realisasi keuangan yang mencapai 100 persen, harusnya manfaatnya juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat desa," ujar Ratna kepada wartawan usai pelepasan Tim JDN etape 1 wilayah Sulawesi.