REPUBLIKA.CO.ID, PONELO -- Tim Jelajah Desa Nusantara (JDN) 2016 Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) telah menyentuh fase terakhir di Pulau Sulawesi, yaitu mengunjungi Provinsi Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Gorontalo Utara. Bahkan, tim JDN 2016 sempat mengunjungi pulau terluar di utara Sulawesi, yaitu Pulau Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo.
Di pulau yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi itu memiliki empat desa, Ponelo, Malambe, Tihengo, dan Otiola. Desa Ponelo adalah desa dengan luas wilayah dan penduduk yang paling besar di pulau tersebut, dengan luas mencapai 357 hektare dan dihuni sekitar 309 Kepala Keluarga dan 2121 jiwa.
Desa Ponelo pun menjadi salah satu dari sekitar 74 ribu desa di Indonesia yang menerima Dana Desa, termasuk alokasi Dana Desa pada 2015 silam. Kepala Desa (Kades) Ponelo, Guntur Pakaya, mengungkapkan, pada 2015, pihaknya menerima sekitar Rp 230 juta.
Dana tersebut, lanjut Guntur, digunakan untuk membangun lima proyek pembangunan infrastruktur. Proyek tersebut antara lain, pembangunan MCK, saluran air tersier sepanjang 65 meter, kolam tampung air bersih, pembangunan jembatan penghubung parit, dan tanggul penghalau abrasi pantai.
''Tanggul itu untuk mengantisipasi erosi akibat air hujan, agar air hujan langsung terfokus ke pantai,'' ujar Guntur saat ditemui di Kantor Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Senin (2/5).
Semua proyek ini pun sudah selesai dilakukan. Pun dengan laporan realisasi anggaran Dana Desa 2015 yang telah diserahkan ke pihak kecamatan. Nantinya, laporan ini akan diverifikasi oleh kecamatan, kemudian menjadi dasar untuk pembentuka APNDes pada tahun berikutnya.
Tidak hanya itu, Guntur mengungkapkan, pada Dana Desa 2016, pihaknya mendapatkan kenaikan alokasi anggaran hingga lebih 200 persen dibanding Dana Desa 2015, yaitu mencapai 610 juta rupiah.
Guntur mengakui, ada sejumlah mimpi yang ingin diwujudkan oleh warganya dengan menggunakan Dana Desa 2016. Selain adanya pembangunan infrastruktur, berupa pembetonan jalan antar dusun sepanjang 300 meter, berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) desa, warga Ponelo menginginkan adanya pengembangan dan perluasan gedung loikasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
''Pada tahun lalu, sudah ada 42 anak yang ikut bersekolah. Tapi sekarang sudah 50 anak yang siap bersekolah. Karena itu, kami ingin mengembangkan PAUD,'' ujar Guntur.
Memang di Pulau Ponelo, setidaknya sudah berdiri sekolah di tiap jenjang, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Tidak berhenti di pembangunan sarana dan prasarana dasar, seperti gedung PAUD, aparat Desa Ponelo juga akan menambah jumlah MCK dan memperbaiki serta membangun jamban keluarga untuk 20 KK.
Guntur pun menuturkan, alokasi anggaran Dana Desa memang begitu membantu. Terutama untuk mendorong percepatan pembangunan di desa. Selama ini, Alokasi Dana Desa (ADD) yang didapat dari Pemkab memang dirasa belum cukup. Dana itu pun hanya bisa menutupi operasional desa.