Senin 02 May 2016 13:14 WIB

Ke DPR, Tim Antikomunis Ajukan Keberatan Penyelenggaraan Simposium

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
 Mantan anggota RPKAD Letnan Jenderal (purnawirawan) Sintong Panjaitan saat menghadiri Simposium Nasional Membenah Tragedi 1965 Pendekatan Kesejarah di Jakarta, Senin (18/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Mantan anggota RPKAD Letnan Jenderal (purnawirawan) Sintong Panjaitan saat menghadiri Simposium Nasional Membenah Tragedi 1965 Pendekatan Kesejarah di Jakarta, Senin (18/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon beraudiensi dengan Tim Antikomunis di Kompleks Parlemen Jakarta pada Senin (2/5). Tim yang dipimpin oleh Mayjen (purn) Budi Sujana itu terdiri atas kelompok penolak komunisme, punawirawan TNI, ormas umat Islam dan angkatan 1966. 

Tim tersebut keberatan dengan simposium nasional bertema "Membedah Tragedi 1965 Pendekatan Kesejarahan" pada 18-19 April lalu yang diadakan pemerintah. "Saya terima satu rombongan tokoh masyarakat yang sampaikan simposium pemerintah terkait PKI. Mereka sampaikan simposium tersebut tak seimbang," kata dia usai beraudiensi dengan Tim Antikomunis, Senin (2/5).

Fadli mengatakan, bakal menyampaikan keberatan tersebut kepada pemerintah. Tim Antikomunis itu, ia melanjutkan, juga menolak mentah-mentah jika pemerintah bersikap akan meminta maaf atas peristiwa 1965.

"Artinya yang dilakukan pemerintah salah kalau minta maaf. Apa urusannya? Yang memberontak kan PKI. Kemudian ada pembalasn dari masyarakat," jelasnya.

Sebab, ia mengungkapkan, pada 1948, pemberontakan juga terjadi. Peristiwa tersebut bahkan memaksa Presiden Sukarno membuat pernyataan, 'pilih pemerintahan Sukarno Hatta atau Muso.' Fadli berjanji bakal meneruskan aspirasi tim tersebut kepada pemerintah dan komisi terkait.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement