REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi perhatian serikat pekerja, pengusaha, dan para pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam peringatan Hari Buruh 2016. Pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja perlu bekerja sama meningkatkan skill para pekerja supaya dapat bersaing di kancah global.
Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, menyatakan dengan adanya MEA, seluruh warga negara ASEAN bisa masuk ke Indonesia. Serbuan tenaga kerja asing ini harus menjadi pemikiran semua pihak.
"Ini harus menjadi pemikiran kita bersama bagaimana para pekerja dengan pemerintah dan pengusaha untuk dapat menaikkan skill mereka," kata Neneng, Ahad (1/5).
Menurut Neneng, persoalan sikap atau perilaku para pekerja juga menjadi catatan penting. Sekalipun kemampuan terbukti, pengusaha juga melihat perilaku pekerja. Pemerintah dan perusahaan telah menandatangani MoU sebesar 30 persen tenaga kerja harus diambil dari putra asli daerah. Upaya itu dilakukan meningkatkan angka keterserapan tenaga kerja di kalangan warga asli Bekasi.
Ketua Apindo Kabupaten Bekasi, Sutomo, mengatakan pihaknya mendorong pada peningkatan kemampuan berbasis kompetensi untuk seluruh pekerja di Kab Bekasi. Apabila tenaga kerja Indonesia tidak berkompetensi, perusahaan akan melirik tenaga kerja lain. Saat ini, hampir seluruh perusahaan bersaing.
Menurut dia, sampai saat ini lonjakan masuknya tenaga kerja asing sudah mulai ada, tetapi belum kentara. Kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi MEA tidak perlu diresahkan. "MEA memberikan kesempatan, peluang, dan tantangan sekaligus," kata Sutomo.