REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polisi membubarkan secara paksa aksi peringatan Hari Buruh di Medan. Aksi saling kejar pun tak terelakkan akibat bentrok antara sesama organisasi buruh. Hal ini berawal saat massa yang tergabung dalam Aliansi Buruh Bersatu Menggugat (ABBM) mendatangi gedung olahraga (GOR) di Jl Sutomo, Medan.
Sebanyak 24 orang yang dianggap provokator diringkus polisi dan langsung diangkut ke Mapolresta Medan. Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, massa tersebut awalnya dibubarkan karena menggelar aksi di lokasi yang tidak sesuai izin. Seharusnya, mereka melakukan aksi di Lapangan Merdeka Medan.
Sejumlah orang yang diamankan pun, lanjutnya, karena dianggap memprovokasi massa. "Mereka coba memprovokasi buruh di dalam (GOR) sehingga hampir muncul kericuhan. Ada beberapa provokator yang bukan buruh tapi mahasiswa. Nanti akan kita periksa," kata Mardiaz.
Meski begitu, Mardiaz mengatakan, secara keseluruhan, aksi unjuk rasa di Medan berjalan dengan lancar dan aman. Ia pun menegaskan, akan menindak setiap perbuatan pidana yang dilakukan massa buruh jika nanti ada laporan yang masuk.
Secara terpisah, Ketua panitia perayaan May Day di GOR, Usaha Tarigan mengatakan, acara yang digelar pihaknya tersebut menggunakan biaya patungan. "Acara ini dibuat secara swadaya dengan bantuan dari pihak yang konsen dengan masalah buruh di kota Medan," kata Usaha.
Sementara itu, kegiatan elemen buruh GAPBSI di dalam GOR tetap dilanjutkan sesuai dengan agenda. Acara yang dihadiri 500-an massa buruh tersebut juga dimeriahkan dengan hiburan musik.
Selain di GOR, massa buruh yang tergabung dalam aliansi lain juga menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah tempat. Beberapa tempat yang disambangi massa buruh sejak pagi, yakni Kantor Pemerintah Provinsi Sumut, Kantor DPRD Sumut dan Bundaran Majestik Medan.
(Baca Juga: Peringatan Hari Buruh Ricuh di Medan)