Jumat 29 Apr 2016 17:54 WIB

Kerusakan Hutan Mangrove di Langkat Terparah se-Sumut

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Hutan Mangrove (ilustrasi)
Foto: Antara
Hutan Mangrove (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Langkat menempati urutan pertama lahan hutan mangrove paling rusak di Sumatera Utara. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera, Utara Zonny Waldi mengatakan, ada 50.650 hektare lahan hutan mangrove di Langkat saat ini.

"Langkat menempati urutan pertama hutan mangrove yang paling luas rusaknya, yakni 13.526 hektare," kata Zonny kepada Republika.co.id, Jumat (29/4).

Zonny mengatakan, luas lahan hutan mangrove yang baik di Langkat hanya 13.559 hektare atau sekitar 25 persen. Sedangkan, yang dalam kondisi sedang ada 23.564 hektare dan dalam proses rehabilitasi seluas 4.415 hektare.

"Termasuk yang terluas (rusak dan direhabilitasi) itu di Lubuk Kertang di Brandan Barat. Beberapa waktu lalu di desa Jaring Halus, Secanggang juga telah diadakan penanaman mangrove sebagai upaya rehabilitasi," ujarnya.

Menurut Zonny, dari 176 ribu hektare hutan mangrove di Sumatera Utara, hutan yang rusak seluas 59.077 hektare atau 33 persen. Hutan tersebut tersebar di 17 kabupaten/kota di provinsi ini.

Dari lahan hutan yang rusak tersebut, Zonny menyebut, seluas 47.868 hektare atau sekitar 26 persen sudah direhabilitasi atau diperbaiki.  

"Tekanan paling kuat ya nafsu dari manusia itu sendiri yang tidak mensyukuri nikmat tuhan. Dari masyarakat nebang itu untuk kayu bakar, bahan bangunan, arang. Kemudian pemodal-pemodal yang menjadikan itu untuk ladang sawit," kata Zonny.

Untuk mencegah kerusakan hutan mangrove semakin meluas, Zonny mengatakan, kesadaran harus muncul dari masyarakat itu sendiri. Wawasan akan pentingnya hutan mangrove bagi keseimbangan ekosistem dan juga manusia pun perlu terus digaungkan.

"Harapan kita ke depan, alih fungsi hutan mangrove ini jadi lahan sawit, tambak ikan segera dihentikan. Dengan begitu, secara bertahap ini akan dikembalikan lagi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement