Rabu 27 Apr 2016 21:44 WIB

Seniman Garut Ciptakan 45 Patung Batu Akik

Red: Ilham
Patung kuda dan penunggang raksasa dari kunci pas karya John Piccoli di pajang di bengkelnya di Boort, Victoria.
Foto: abc
Patung kuda dan penunggang raksasa dari kunci pas karya John Piccoli di pajang di bengkelnya di Boort, Victoria.

REPUBLIKA.CO.ID, BNADUNG -- Seniman pahat yang tergabung dalam Paguyuban Rumaos Janten Kwula (RJK) Kabupaten Garut, Jawa Barat telah berhasil menciptakan 45 patung berbagai bentuk dari batu akik. Karya ini untuk dijadikan daya tarik bagi wisatawan ke Garut.

"Sampai saat ini hasil karya kami sudah ada 45 jenis patung, diharapkan bisa mendorong potensi wisata yang ada di Kabupaten Garut," kata Ketua Paguyuban RJK, Nurseno S.P Utomo kepada wartawan di Garut, Rabu (27/4).

Ia menuturkan, keberadaan seni pahat dari batu akik Garut ini diyakini akan mampu menarik minat wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri untuk datang ke Garut. "Dengan demikian, segala keindahan yang ada di Garut, termasuk batu akik Garut ini bisa lebih dinikmati masyarakat dunia," katanya.

Nurseno mengatakan, paguyubannya akan terus membuat patung dengan berbabagi bentuk dari batu akik yang diambil dari alam Garut. Paguyuban ini, kata dia, terus berusaha untuk membuktikan batu akik Garut memiliki daya tarik di situasi sekarang yang sudah mulai ditinggalkan sebagian orang.

"Ketika orang lain mulai berpikir untuk meninggalkannya, kami ingin membuktikannya bahwa batu akik Garut tetap punya daya tarik tersendiri," katanya.

Ia mengungkapkan tujuan menekuni seni pahat tersebut. Selain untuk daya tarik wisatawan, juga sebagai upaya melestarikan budaya warisan leluhur.

Seni pahat, kata dia, merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan supaya tidak sampai punah dan dilupakan oleh manusia berikutnya. Pihaknya selalu membuat patung batu akik dengan bentuk binatang seperti ayam jantan, kuda, naga, katak, kerbau, garuda, dan yang lainnya.

"Patung-patung tersebut tidak dibuat secara asal-asalan, tapi semuanya melambangkan simbol kehidupan masyarakat negara Indonesia, terutama tanah Sunda," kata Suseno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement