Rabu 27 Apr 2016 18:23 WIB

Aher Mengaku Tersentak Ketika Terjadi Kerusuhan di Lapas Banceuy

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-52, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bertindak sebagai inspektur upacara peringatan di Rutan Negara Kelas I, Jalan Jakarta-Bandung, Rabu (27/4).

Heryawan mengatakan, terkait terjadinya kerusuhan di Lapas Banceuy, Bandung, akhir pekan lalu, dia mengaku syok karena kejadian tersebut. Ia berharap peristiwa serupa tidak akan pernah terjadi lagi.

Pria yang akrab disapa Aher itu memercayakan tindak lanjut permasalahan tersebut kepada yang berkapasitas pada bidangnya, yakni Kanwil Menkumham Jabar, kepolisian, dan pihak terkait lainnya untuk mengusut kejadian tersebut sampai tuntas.

"Saya juga kaget. Kagetnya kenapa? Kan jarang sekali peristiwa itu terjadi di Jawa Barat. Tersentak kita," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Rabu (27/4).

Menurut Aher, hal tersebut harus menjadi perhatian bersama. "Mudah-mudahan ini terjadi pertama dan terakhir," katanya.

Aher percaya kakanwil bisa menata situasinya. Ia juga percaya kepolisian bisa menata, menulusuri, dan menyelidiki apakah ada tindak pidana pada kasus tersebut atau tidak.

Dalam acara tersebut, sebanyak 10 dari total 31 lapas di Jawa Barat mencanangkan bebas ponsel (zero-handphone) dan narkoba. Hal tersebut ditandai dengan dideklarasikannya komitmen tersebut oleh 10 kepala lapas.

Kalapas tersebut menyepakati sejumlah poin untuk mencegah narkoba di lapas. Di antaranya, pertama memegang teguh komitmen untuk melakukan perang melawan narkoba. Kedua, melakukan penertiban terhadap barang-barang terlarang seperti ponsel dan narkoba dalam rangka menciptakan lapas dan rutan bersih dari narkoba. Terakhir, membangun sinergitas dalam upaya penegakan hukum di lapas dan rutan dengan Polri, TNI dan, BNN untuk menciptakan lapas dan rutan zero-handphone dan narkoba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement