Rabu 27 Apr 2016 15:08 WIB
Kontroversi Ahok

Ahok Disarankan Terapkan Kepemimpinan Tegas tapi Humanis

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Umaimah Wahid menyarankan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengubah gaya komunikasinya. Menurut dia, sikap tegas tidak harus ditunjukkan dengan perkataan kasar.

“Akan lebih baik kalau Ahok menerapkan gaya kepemimpinan atau komunikasi tegas tapi humanis,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/4).

Dalam frase komunikasi, kebanyakan bawahan pasti akan paham jika ‘didiamkan’ oleh atasan artinya dia tidak disukai atau mungkin kinerjanya kurang. Jadi Ahok pun tidak harus menggebrak meja agar bawahannya mengerti.

Ahok hendaknya berubah menjadi pemimpin tegas namun santun. “Biar bagaimanapun manusia punya rasa dan hati,” kata Umaimah.

Menurut dia Ahok perlu memperbaiki gaya komunikasinya sehingga transformasi kebijakan dan lainnya berjalan lancar, bukan karena para bawahan takut dengannya melainkan krena memang bahagia melakukan itu. Umaimah mengatakan Ahok mebutuhkan gaya baru supaya bisa lebih mengayomi anak buahnya.

“Intinya, orang tegas tidak harus marah-marah. Apalagi kalau sampai di-publish secara umum dan mempermalukan orang,” ujarnya.

Bukan hanya di DKI Jakarta, Indonesia pun memerlukan pemimpin yang otoriter namun humanis. Menurut Umaimah pemimpin dengan kriteria seperti ini susah dicari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement