Selasa 26 Apr 2016 14:50 WIB

Penyebaran Uang Palsu di Jawa Barat Sudah Mengkhawatirkan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Uang palsu pecahan Rp100 ribu (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Uang palsu pecahan Rp100 ribu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kepala Divisi Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Mikael Budisatrio mengatakan, Indramayu, Kota Bandung, dan Sukabumi merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan uang palsu (upal). Kabupaten Garut menduduki peringkat keempat dalam temuan upal.

Sepanjang 2016, ada lima kasus temuan upal di Kabupaten Garut. Dari lima kasus itu, polisi mengumpulkan sebanyak 3.414 lembar upal.

Mikael menjelaskan, di Indramayu ditemukan sebanyak 5.423 lembar upal, Kota Bandung 2.773 lembar upal, dan Sukabumi 2.459 lembar upal. "Untuk kasus terakhir di Garut ditemukan 1.847 lembar uang palsu," kata Mikael kepada Republika.co.id, Selasa (26/4).

Menurut Mikael, temuan uang palsu setiap tahunnya mengalami peningkatan. Di Jabar peningkatannya mencapai 28 persen. Jika peredaran upal dibiarkan, hal tersebut bisa membuat masyarakat tidak lagi percaya kepada rupiah. Selain itu, dapat menyebabkan terganggunya perekonomian.

Untuk mengantisipasi peredaran uang palsu, kata Mikael, tugas BI sesuai UU Nomor 7 Tahun 2011 harus melakukan sosialisasi. Sementara, Polres Kabupaten Garut terus melalukan penyelidikan peredaran uang palsu. Terakhir, kasus temuan uang palsu di wilayah Garut pada bulan Februari.

Kapolres Garut, AKBP Arif Budiman menerangkan, Kabupaten Garut merupakan daerah penyangga Kota Bandung. Sehingga, peredaran upal di Garut bisa tergolong tinggi. Selain itu, tahun lalu pernah ditemukan tempat pembuatan upal.

"Kasus yang terakhir ada tiga tersangka yang diamankan, uang palsu dari tiga tersangka itu senilai Rp 120 juta pecahan 100 ribuan," kata AKBP Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement