Selasa 26 Apr 2016 10:45 WIB

Curhat Sopir Taksi yang tak Bawa Uang Sepeser pun Usai Kerja Seharian

Ribuan sopir taksi melakukan aksi di depan DPR, Jakarta, Selasa (22/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ribuan sopir taksi melakukan aksi di depan DPR, Jakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cerita bekerja sebagai sopir taksi di Jakarta. Dari mulai ancaman kejahatan, hingga tak bawa pulang uang sepeserpun. Hal ini lah yang dialami oleh Budi, salah satu sopir di sebuah perusahaan taksi di Jakarta.

Kepada Republika.co.id, Budi menceritakan bagaimana suatu hari ia tak membawa pulang uang karena minimnya penghasilan. Uang yang ia peroleh dengan jerih payah dipangkas buat setoran dan bensin.  

Sementara subsidi transportasi yang seharusnya diberikan perusahaan saat penghasilan sopir lagi minim tak cair. Kejadian itu, kata ia, terjadi pada bulan lalu. Saat itu, sama seperti pada hari-hari sebelumnya ia mengambil kendaraan di pool di  Kota Depok.

“Sama seperti hari-hari sebelumnya, kami sebagai pengemudi taksi diwajibkan hadir di pool sebelum pukul 09.00 pagi, khusus pada hari sabtu minggu ataupun hari libur nasional. Sedangkan sebelum pukul 07.00 pagi pada hari biasa,” tuturnya.

Hari itu, menurutnya tidak seperti biasa. Ini karena kebijakan perusahaan mulai memberlakukan tarif baru. Munculnya taksi online membuat perusahaan harus semakin berkompetisi dengan keadaan tersebut, termasuk perusahaannya bekerja.

Setelah mengambil surat izin operasi, bapak beranak dua itu mulai ke parkiran mobil untuk mengambil kendaraan. Usai keluar pool, mobil ia arahkan langsung ke daerah Cibinong, tepatnya Cibinong City Mall. Dikarenakan hari itu Sabtu maka mobil tidak diarahkan ke Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement