Jumat 22 Apr 2016 23:38 WIB

Korban Banjir Bekasi Butuh Bantuan Keruk Lumpur

Red: Ilham
Warga membersihkan rumahnya yang terendam banjir di kawasan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/4). (Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Warga membersihkan rumahnya yang terendam banjir di kawasan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/4). (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah warga korban banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat membutuhkan bantuan tenaga dan armada angkut untuk membersihkan lumpur pascaluapan Kali Bekasi yang menggenangi 5.000 rumah pada Kamis (21/4) kemarin.

"Sejak pukul 11.00 WIB tadi, air sudah mulai surut. Namun, sampai saat ini rumah saya dipenuhi lumpur setinggi hampir 5 sentimeter," kata warga RT 08 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Ono (54), Jumat (22/4).

Menurut dia, pembersihan lumpur di kawasan itu sulit dilakukan karena aliran listrik yang kerap terputus dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Airnya susah dan lumpur keburu kering karena terpapar sinar matahari. Kalau sudah mengerak, susah dicongkelnya dan lengket. Kami butuh air untuk menyemprot lumpur," katanya.

Hal senada dikatakan Dedi (33), warga PGP yang rumahnya terendam banjir setinggi 5 meter. "Harus ada truk yang masuk untuk mengangkut lumpur karena mau dibuang ke mana lagi, saluran air sudah mampet semua," katanya.

Saat ini, warga perumahan di lokasi tersebut harus membersihkan rumahnya secara swadaya bersama sanak keluarga dan kolega. Bahkan, tidak sedikit pula yang terpaksa menyewa jasa pengeruk lumpur meski harus dibayar dengan harga yang tidak wajar.

"Untuk mengeruk lumpur di rumah saya yang ukuran bangunannya 85 meter persegi diminta bayar borongan Rp 500 ribu sampai dengan Rp 750 ribu. Itu sudah termasuk mengeruk lumpur di dalam rumah sampai ke halaman dan jalan depan rumah," kata Dedi.

Sementara itu, mayoritas tim sukarelawan yang ada di lokasi dari pihak TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan dinas terkait fokus pada distribusi bantuan logistik dan evakuasi korban. Bahkan, kendaraan besar dari sejumlah instansi terkait yang dikerahkan ke lokasi banjir tampak memadati akses jalan utama menuju PGP sehingga lokasi tersebut makin semrawut dan membuat arus lalu lintas macet.

Demi membersihkan rumahnya, banyak dari warga di perumahan PGP terpaksa izin bekerja. "Kemarin sempat kerja setengah hari, dan ditelepon keluarga rumah banjir. Pada hari ini saya izin dulu karena kondisi rumah seperti ini, kantor pun tahu keadaan saya," kata Seno (54), warga RW 10 di Perumahan PGP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement