Kamis 21 Apr 2016 00:39 WIB

Hari Kartini untuk 'Manusia Perahu' di Pasar Ikan

Rep: C21/ Red: Ilham
 Aktifitas warga korban penggusuran Pasar Ikan bertahan di atas perahu, Jakarta, Rabu (13/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Aktifitas warga korban penggusuran Pasar Ikan bertahan di atas perahu, Jakarta, Rabu (13/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelap masih menyelimuti Kawasan Pasar Ikan atau Kampung Aquarium, RW4, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (20/4) malam. Tak ada lampu sebagaimana perkampungan pada umumnya, karena yang tinggal hanya puing dan senderan perahu di Dermaga Luar Batang.

Kesibukan terlihat dari salah satu kapal milik Supinah, wanita setengah abad yang menjadi korban pembongkaran ratusan rumah di Kampung Aquarium. Meskipun hari Kartini yang jatuh pada Kamis (21/4) besok, tak akan sama lagi dengan hari Kartini yang biasa mereka rayakan, namun semangatnya tetap mencerminkan seorang Kartini.

"Saya masih berani berjualan nasi uduk, kopi dan rokok karena untuk anak-anak," kata Supinah, Rabu (20/4).

Supinah menuturkan, tidak memiliki rumah tidak mematahkan semangatnya menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Dirinya tetap berjualan untuk membiayai keperluan dua orang anak yang masih dalam tanggungannya. Setiap hari, dia masih mampu mengais Rp 70 ribu. Walaupun hanya cukup untuk kebutuhan sehari, dia merasa bersyukur.

Anaknya ada empat orang. Naisah dan Saharudin telah dapat hidup mandiri. Namun untuk Ajisnur dan Ridho masih bergantung padanya. Supinah memimpikan kedua anaknya itu bisa sukses dengan terus bersekolah.

Meskipun suasana sedang susah dan hatinya masih sakit, terlihat semangat wanita setengah abad itu terus berkobar. Sehingga karena suaminya Ahmad Jamal (63) belum dapat melaut untuk mencari nafkah, dirinya harus berjuang menjual nasi uduk dengan berkeliling di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement