REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gempa tektonik yang sering terjadi di daerah selatan Pulau Jawa atau Samudera Hindia tidak akan berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah.
"Bila status Gunung Merapi masih pada level terendah yakni aktif normal, maka tidak akan terpengaruh adanya gempa tektonik di selatan Jawa," kata Staf Ahli Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Dewi Sri, Selasa (19/4).
Menurut dia, saat Gunung Merapi berstatus aktif normal, tidak akan berpengaruh apa-apa.
"Namun ketika status Gunung Merapi ada peningkatan, maka akan ada efeknya. Yaitu pasokan magma di perut gunung yang keluar, rate-nya lebih tinggi. Suplai magma tambah cepat," katanya.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi pada 2006. Saat Gunung Merapi ada peningkatan status, bersamaan juga terjadi gempa besar yang berpusat di Sesar Opak di Kabupaten Bantul. "Itu contohnya, baru itu aktivitasnya terpengaruh oleh gempa tektonik," katanya.
Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Bambang Subagyo mengatakan DIY memang menjadi salah satu daerah yang rawan terjadi gempa.
"Wilayah DIY berada di dekat lempeng Eurasia. Selain itu, ancaman gempa juga di daratan. Sebab, ada lempeng Opak-Oya. Gempa juga belum bisa diprediksi kapan akan terjadi. Tapi tetap terjadi dan mempunyai siklus," katanya.