Selasa 19 Apr 2016 20:50 WIB

Nelayan Pasar Ikan Pun Hilang Harapan

Rep: Lintar Satria/ Red: Achmad Syalaby
 Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran melintas diantara reruntuhan di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (19/4). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran melintas diantara reruntuhan di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (19/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamal (63 tahun) yang sudah 25 tahun berprofesi sebagai nelayan hingga satu minggu terpaksa tidak melaut. Perahu yang biasa dipakai untuk melaut kini harus menjadi tempat tinggal.

"Saya biasa dapat 3 kwintal sekarang mah enggak dapat apa-apa, karena kan perahu saya dijadikan buat naruh barang-barang,"kata Jamal, Selasa (19/4)

Sebelum pembongkaran, ia melaut di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Ia biasa menangkap ikan Cendro. Per kilo harganya Rp 10.000. Penghasilannya sebagai nelayan cukup untuk biaya kehidupan sehari-hari. Namun kini ia tidak tahu sampai kapan ia tidak melaut.

Saat ini, dia sehari-hari membantu Istrinya Sukinah (52 tahun) untuk berjualan kopi, teh manis di dalam perahu miliknya. Sukinah sudah tidak punya harapan apa-apa lagi untuk pemerintah. "Nggak punya harapan apa-apa lagi,"ujarnya. 

Sebelumnya, rumah warga Nelayan Kampung Aquarium, Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara di gusur dan diluluh lantakan oleh puluhan alat berat milik Pemerintah Provinsi DKI. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement