REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesin bor proyek kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah berhasil membuat terowongan bawah tanah sepanjang 928,5 meter. Mesin raksasa bernama Antareja tersebut kini tengah bekerja menggali tanah di lokasi yang akan menjadi Stasiun Istora.
Biro Komunikasi PT MRT Jakarta menjelaskan, Antareja pertama kali dioperasikan pada 21 September 2015 lalu dari titik awal Patung Pemuda Senayan. Selama enam bulan menggali, Antareja berhasil membuat terowongan dari lokasi awal menuju Stasiun Senayan sepanjang 327 meter dan Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sepanjang 601,5 meter.
Mesin raksasa tersebut bekerja dengan cara melakukan penggalian ke arah depan, kemudian langsung diikuti dengan pemasangan segmen terowongan berupa potongan-potongan yang akan membentuk cincin (ring) di belakangnya.
Ada empat mesin bor bawah tanah yang digunakan untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia. Dua mesin bor bawah tanah (Antareja I dan II) telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda menuju ke arah utara hingga nantinya akan berakhir di titik Setiabudi.
Sementara dua mesin bor lainnya, yang diberi nama Mustika Bumi I dan II, menggali jalur bawah tanah MRT menuju arah selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas serta akan dilanjutkan hingga berakhir di titik Setiabudi.
Keempat mesin bor raksasa tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation) dengan menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. PT MRT Jakarta menargetkan, masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah ini akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.