REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terus melakukan pekerjaan pengeboran untuk pembangunan konstruksi terowongan jalur bawah tanah sarana transportasi masal MRT. Terdapat empat mesin bor bawah tanah yang digunakan untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT, mulai dari Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dua mesin bor bawah tanah telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda menuju ke arah utara hingga nantinya berakhir di titik Setiabudi.
"Mesin bor pertama sudah beroperasi sejak September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak November 2015 lalu," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam rilis, Senin (18/4).
Menurut dia, mesin bor Antareja II pada hari ini telah mencapai titik Stasiun Istora dengan total panjang 655,5 meter (Patung Pemuda menuju Stasiun Senayan sepanjang 324 meter dan Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sepanjang 331,5 meter).
Sementara itu, mesin bor ketiga, yakni Mustikabumi I telah dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI sejak 24 Februari 2016 dan saat ini terus melakukan penggalian menuju arah selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas serta akan dilanjutkan hingga berakhir di titik Setiabudi.
"Sedangkan Mustikabumi II sudah mulai membongkar struktur dinding (d-wall) dan diikuti pemasangan tujuh dari total delapan temporary rings di lokasi awal pengeboran titik Bundaran HI menuju arah selatan (Stasiun Dukuh Atas)," ujar Dono.
Dia menuturkan keempat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan asal Jepang, yaitu Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) dengan menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia.
"Masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin-mesin bor tersebut diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016," tutur Dono.