Senin 18 Apr 2016 11:18 WIB

DPR Minta BNPT Prioritaskan Tangkap Santoso

Sejumlah anggota TNI bersiap untuk melakukan penyisiran kolompok sipil bersenjata Santoso di Watutau, Lore Peore, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/3).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Sejumlah anggota TNI bersiap untuk melakukan penyisiran kolompok sipil bersenjata Santoso di Watutau, Lore Peore, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Sufmi Dasco Ahmad meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memprioritaskan kinerjanya menangkap pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Abu Wardah alias Santoso.

"Menyerahnya dua orang pengikut Santoso karena kelaparan beberapa hari lalu harus dijadikan momentum untuk mempercepat penangkapan Santoso," kata Sufmi Dasco Ahmad, Senin (18/4).

Dia mengatakan, hampir dapat dipastikan kondisi kelompok Santoso saat ini jauh melemah jika dibandingkan satu tahun lalu ketika mereka masih berani melakukan propaganda memamerkan pasukan bersenjata melalui internet.

Dasco menegaskan mendukung BNPT di bawah pimpinan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai ujung tombak penanggulangan terorisme dapat meringkus Santoso dan kelompoknya hidup atau mati.

"Bahkan bila perlu BNPT tetapkan tenggat waktu (menangkan Santoso dan kelompoknya)," ujar politikus Partai Gerindra tersebut.

Dia menjelaskan, kondisi hutan pegunungan yang lebat tempat Santoso bersembunyi menjadi hambatan utama. Namun dia meyakini bahwa Tito Karnavian yang selama ini dikenal sebagai orang lapangan pasti tahu bahwa saat ini adalah kesempatan yang terbaik untuk menangkap Santoso dan kelompoknya yang tersisa.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto pada Sabtu (16/4), mengatakan Tim Satgas Tinombala berhasil menangkap dua orang yang diduga anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Keduanya masuk dalam Daftar Pencarian Orang dan berhasil ditangkap di sekitar Poso Pesisir, Jumat (15/4) sekitar pukul 11.30 WITA. Mereka adalah SH alias Faqih (19) bergabung dengan kelompok Santoso pada 2015 sedangkan IB alias AM alias ID (21) pada 2013.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement