Ahad 17 Apr 2016 20:34 WIB

Parade Budaya Membuka Peringatan KAA ke-61

Rep: C26/ Red: Winda Destiana Putri
Parade Asia Afrika pada peringatan ke-61 Tahun KAA melibatkan sekitar lima ribu peserta yang terdiri dari relawan sahabat museum, mahasiswa Internasional asal Asia dan Afrika, aktivis budaya, dan anak-anak, Jl Asia Afrika, Kota Bandung, Ahad (17/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Parade Asia Afrika pada peringatan ke-61 Tahun KAA melibatkan sekitar lima ribu peserta yang terdiri dari relawan sahabat museum, mahasiswa Internasional asal Asia dan Afrika, aktivis budaya, dan anak-anak, Jl Asia Afrika, Kota Bandung, Ahad (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Acara peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-61 kembali digelar di Kota Bandung. Peringatan yang digelar selama dua pekan dibuka dengan pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika, Ahad (17/4).

Dihadiri perwakilan tamu duta besar dari masing-masing negara, acara pembukaan tetap berlangsung meriah. Meskipun tidak semeriah peringatan KAA ke-60 tahun 2015 lalu.

Pada kesempatan kali ini, parade budaya Asia Afrika menjadi penyemarak kegiatan. Sepanjang Jalan Asia Afrika ramai bukan hanya tamu undangan tapi juga masyarakat sekitar. Sementara duta besar negara sahabat duduk di podium kehormatan yang ditempatkan di Jalan Soekarno.

Karnaval diawali dengan pasukan berkuda dari Batalyon Kavaleri Berkuda TNI-AD yang membawa 29 bendera negara pemrakarsa Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Selain itu ada 15 penampilan lainnya di antaranya Museum Kid Care Community, Picu Pacu Creative Children Indonesia, Gema Autis, Yayasan Mata Hati, Barongsay Tian Long King Fu, Paguyuban Sapedah Baheula serta Drum Band Canka Panorama.

Masing-masing pengisi parade memperlihatkan tontonan menarik bagi pengunjung. Seperti Drum Band Canka Panorama yang mendapat banyak tepukan karena menampilkan atraksi drum band yang mengesankan. Kelompok yang merupakan anggota Secapa Angkata Darat tampil memukau.

Kepala Museum Konferensi Asia Afrika Thomas Ardian Siregar mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah KAA 1955. Seperti semangat solidaritas dan persahabatan.

"Semangat, idealisme, dan cita-cita yang diwariskan oleh para pemimpin dunia melalui Konferensi Asia Afrika telah melahirkan kerja sama bangsa kawasan Asia Afrika dan menanamkan rasa saling menghormati satu sama lain dan hidup berdampingan secara damai," ujar Thomas.

Ia menyebutkan sinergitas ini membuat gagasan, cita-cita, idealisme dan semangat untuk menginspirasi masyarakat. Khususnya generasi muda untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas ruang kreativitas dalam berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

Selama dua pekan peringatan KAA ke-61 akan diisi banyak kegiatan. Seperti Seminar Bandung Spirit For Palestine (19 April), Gerakan Diet Kantong Plastik (21-23 April), Donor Darah Asia-Afrika (22 April) serta Bandung Historical Study Games (23 April), Senam 3000 Anak (24 April). Acara akan ditutup pada 1 Mei dengan penurunan 109 bendera negara KAA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement