Kamis 14 Apr 2016 22:00 WIB

JK Mengajak Negara OKI Hilangkan Perbedaan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Antara/Wisnu Widiantoro
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-13 di Istanbul, Turki. Konferensi ini membahas terkait upaya negara-negara Islam dalam menyelesaikan permasalahan di negara-negara anggota OKI, terutama konflik-konflik yang telah terjadi.

Dalam kesempatan ini, JK menekankan pentingnya setiap negara Islam untuk saling menghargai perbedaan yang ada. Dengan demikian, setiap permasalahan dapat terselesaikan.

Ia mengatakan, perbedaan-perbedaan yang ada seharusnya dapat menjadikan hubungan antar negara Islam justru semakin kuat. "Kalau tidak saling menghargai perbedaan ya ndak bisa selesai persoalannya. Jadi janganlah kita perbedaan itu menjadi konflik tapi menjadikan kita kuat. Dan juga ya mari kita menyelesaikan dulu cepat ini perbedaan-perbedaan paham antara negara-negara anggota OKI ini, baru bisa kita membangun lebih baik," kata JK di Istanbul, Turki, Kamis (14/4).

Lebih lanjut, JK mencontohkan, perbedaan ideologi agama sebaiknya tidak menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Setiap permasalahan yang ada, kata JK, seharusnya tidak diselesaikan dengan kekerasan. Selain itu, masalah ketidakadilan juga harus segera diselesaikan, sebab merupakan akar dari berbagai masalah yang terjadi.

"Kenapa itu terjadi, kan terjadi ketidakadilan yang begitu besar di sini. Dan terjadi yang paling besar itu kegagalan negara akibat inflasi dari negara besar, Amerika, Rusia semua begitu, inti masalahnya begitu," kata JK.

Ia juga mengingatkan, agar demokrasi tidak dijadikan sebagai ideologi di negara-negara besar sehingga dapat menyebabkan terjadinya perang. JK mencontohkan, dengan alasan demokrasi pula, peperangan telah diciptakan oleh Amerika.

"Jangan pula untuk negara besar demokrasi menjadi ideologi, menjadi agama, perang juga. Alasan demokrasi contohnya Amerika. Jadi pokoknya hilangkan dulu masalah, baru otomatis saja masalah pengungsi, masalah radikalisme, masalah terorisme akan juga selesai," kata JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement