REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bahaya narkoba jauh lebih mengerikan daripada terorisme. Sebab, dalam sehari 40 orang pecandu meninggal dunia.
"Kita sudah menyatakan bahwa Indonesia darurat narkoba, sekarang kita lebih darurat lagi karena seluruh profesi dan usia disasar," kata Khofifah di Yogyakarta, Kamis (14/4).
Pada peresmian Pusat Informasi dan Edukasi (PIE), Napza di Panti Parmadi Putra Yogyakarta, Khofifah menjelaskan, keberadaan PIE tersebut sebagai wadah untuk memberi informasi pengetahuan dan kesadaran bagi masyarakat agar tidak menyalahgunakan napza.
PIE napza tahun ini akan dibangun enam unit tiga diantaranya sudah diresmikan, yaitu di Malang, Mataram, dan Yogyakarta. "PIE penting karena kalau hanya penindakan akan banyak korban. Diharapkan anak-anak didik bisa belajar di sini, tokoh agama juga supaya mengenali bahaya dan varian napza baru," tambah dia.
Dia meminta para guru untuk mengajak murid-murid agar berkunjung dan mengenal bahaya narkoba sehingga tidak akan mencoba mengkonsumsi. Begitu juga dengan tokoh agama untuk mengajak jamaahnya belajar di PIE tentang bahaya narkoba.
"PIE Ini upaya kita untuk melakukan pencegahan sedini mungkin, karena sudah dimulai sejak usia dini," tambah dia.
Menurut Khofifah bandar narkoba sudah menyasar anak-anak usia dini untuk mengkonsumsi narkoba dengan berbagai modus misalnya melalui permen.
Pemerintah sejak 2015 menargetkan merehabilitasi 100.000 korban penyalahgunaan narkotika dan Kementerian Sosial berperan merehabilitasi 10.000. Namun sejak dilaksanakan, jumlah yang direhab sebanyak 15 ribu dan dilakukan penjangkauan oleh Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) kepada lebih dari 6.000 korban.