Rabu 13 Apr 2016 16:01 WIB

Aneh, Panitia Muktamar Minta Caketum Golkar Setor Rp 20 Miliar

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Muhammad Subarkah
Bendera Partai Golkar.
Foto: dok. Republika/Aditya Pradana Putra
Bendera Partai Golkar.

JAKARTA -- Steering Committee (SC) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengusulkan agar ada uang setoran bagi para kader yang menjadi calon ketua umum partai. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, mereka mengusulkan agar setiap orang yang ingin maju menjadi caketum tersebut harus menyetor uang kepada panitia  munaslub sebesar Rp 20 miliar.

Pengamat politik Arbi Sanit mengatakan, usulan itu aneh. Mereka seperti ingin mencegah politik uang dengan cara politik uang yang terbuka.

"Ini lucu. Masa mengendalikan money politics dengan money politics? Meminta calon ketua umum menyetor Rp 20 miliar  itu sama saja money politics. Tak peduli terbuka atau tertutup, sama saja pakai uang,’’ kata Arbi, Rabu (13/4).

"Golkar mau membodohi rakyat, tapi sungguh caranya tak masuk akal. Ini politik mutar-mutar, mabuk!” ujarnya.

Seharusnya, terang Arbi, syarat untuk menjadi caketum bukan uang, tapi kompetensinya, kejujurannya, integritasnya.

Sebelumnya, Steering Committee (SC) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengusulkan ada uang setoran bagi calon ketua umum. Tidak tanggung-tanggung, setiap orang yang ingin maju menjadi caketum harus menyetor uang pada panitia munaslub sebesar Rp 20 miliar.

Politikus Partai Golkar, Achmadi Noor Supit, membenarkan ada usulan tersebut dalam naskah yang diajukan oleh SC.

“Naskah yang diajukan oleh SC katanya memang ada usulan tentang setiap caketum harus menyetor sebesar Rp 20 miliar per calon,” tutur Supit, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (12/4).

Uang yang telah disetorkan oleh caketum Golkar akan menjadi pembiayaan munaslub di Bali awal Mei nanti. Fungsi uang setoran tersebut akan menjadi uang kas awal pelaksanaan munaslub dan menghindari praktek politik uang.

Menurut dia, usulan setoran uang oleh caketum wajar dilakukan. Namun, Supit keberatan karena uang setoran tersebut dinilai terlalu besar.

“Saya sih berpikir Rp 5 miliarlah, seperti di kadin, itu masih okelah, Rp 20 miliar memang akhirnya menimbulkan pertanyaan besar,” tegas Supit.

Ia mengatakan, untuk menjadi ketua umum Partai Golkar memang setiap calon harus merasa mandiri dan matang termasuk untuk membiayai diri sendiri.  Namun, jika setoran uang mencapai Rp 20 juta, ia memprediksi hanya segelintir orang yang akan lolos seleksi.

“Airlangga mampu, Setnov (Setya Novanto), Aziz (Syamsuddin), Akom (Ade Komaruddin) bisalah,” ujar dia.

-

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement