Rabu 13 Apr 2016 15:44 WIB

YLKI: Kantong Plastik Berbayar Sebaiknya Ditiadakan

Kantong plastik.
Foto: Flickr.com
Kantong plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar konsumen menyarankan agar kantong plastik ditiadakan. Saran itu diusulkan 65 persen dari total 222 konsumen DKI Jakarta yang dijadikan responden dalam survei YLKI terhadap efektivitas kebijakan plastik berbayar.

Kebijakan plastik berbayar di toko ritel diberlakukan pemerintah sejak 21 Februari lalu. "Yang menarik justru konsumen menyarankan agar sekalian saja tidak disediakan kantong plastik. Ini artinya konsumen sudah bisa menerima pesan pengurangan kantong plastik dan siap jika kemudian diterapkan kebijakan yang lebih keras," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/4).

Menurut dia, pemberlakuan plastik berbayar seharga Rp 200 tiap lembar, merupakan kebijakan yang kurang tegas dari pemerintah. Kebijakan itu juga tidak cukup efektif untuk mengurangi jumlah sampah plastik sebagai faktor utama pencemaran lingkungan.

Meskipun kepedulian konsumen terhadap lingkungan meningkat ditunjukkan dengan 40 persen dari 222 konsumen tidak lagi menggunakan kantong plastik, namun pehamanan terhadap tujuan kebijakan dan transparansi alokasi dana plastik berbayar dianggap belum jelas. Murahnya harga plastik yang ditetapkan pemerintah dilatarbelakangi kekhawatiran Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) jika jumlah transaksi di setiap ritel akan menurun karena ditinggalkan para konsumen.

Namun, dari 25 ritel yang dijadikan subjek penelitian, hanya satu ritel menyatakan ada penurunan jumlah transaksi akibat kebijakan tersebut. Sementara pengamatan di beberapa lokasi menunjukkan jumlah transaksi terbanyak selama 10 menit, yakni 25 transaksi dengan 10 konsumen diantaranya masih menggunakan kantong plastik.

"Ritel modern tidak perlu takut akan ditinggalkan konsumen, tren masyarakat ke mal dan supermarket kan bukan hanya untuk membeli kebutuhan pokok tapi juga untuk cuci mata," kata Tulus.

Tulus berpendapat efektivitas kebijakan plastik berbayar harus dievaluasi dan dikaji mendalam agar tidak dimanfaatkan oleh para produsen kantong plastik sebagai media baru untuk meningkatkan keuntungan. "Menyatakan perang terhadap plastik itu sudah benar, justru ini menjadi kesempatan bagi produsen untuk membuat kantong belanja lain yang lebih bagus misanya kantong bioplastik yang bisa terurai kembali setelah digunakan,"ucap dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement