Selasa 12 Apr 2016 14:23 WIB

Mengenang Sukarno Merobohkan Rumah Proklamasi di Bilangan Pegangsaan Jakarta.

Sukarno enggan dikultuskan

Rumah Soekarno di PegangsanTimur tempat proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 18 Agustus 1945. Rumsh ini sebenarnya sumbangan saudagar keturunan Arab-Yaman, Yusuf Martak.
Foto:

Prof Susanto menilai pembongkaran itu merupakan kecelakaan sejarah ('historical blunder') yang sulit dapat dimengerti. Mengapa?

Bukankah peristiwa pembongkaran (1961), terjadi pada masa presiden pertama RI yang pernah mengatakan, ”Hanya bangsa yang dapat memetik pelajaran dari masa silam, dan cakap mempergunakan pengalaman-pengalamannya untuk menghadapi masa depan, yang dapat menjadi bangsa besar.”

Bung Karno juga pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”

Lalu, mengapa Presiden Sukarno membongkar gedung yang amat bersejarah  bagi bangsa Indonesia itu? Hal ini pernah ditanyakan oleh salah seorang penulis biografi Bung Karno yang berjudul Putera Fajar, yakni Solichin Salam, kepada Bung Karno.

Jawab Bung Karno, ”Saya lebih mengutamakan tempatnya dan bukan gedungnya. Sebab, saya taksir gedung Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi) 56 itu paling lama hanya tahan 100 tahun, mungkin tidak sampai. Itu sebabnya saya suruh bongkar.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement