Senin 11 Apr 2016 13:42 WIB

Volume Sampah yang Hambat Sungai Citarum Capai 1.000 Ton

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG — Pemprov Jabar terus berupaya membersihkan sungai Citarum. Saat ini, salah satu yang menghambat program Citarum bersih tersebut adalah tumpukan sampah yang menumpuk di sejumlah muara sungai.

Menurut Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, Anang Sudarna, hingga saat ini sungai yang terhambat tumpukan sampah jumlahnya mencapai 100 titik. Di Kota Bandung saja, ada 36 titik sungai yang terhambat.

‘’ Tumpukan sampah itu, menghalangi aliran sungai. Volumenya mencapai 10 ton per titik,’’ ujar Anang kepada wartawan, Senin (11/4).

Menurut Anang, sungai yang terhambat tumpukan sungai tersebut ada di empat kabupaten/ kota, di antaranya, di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi. Semua daerah sudah dipetakan mana saja yang harus segera ditanggulangi di angkat sampahnya.

Anang mengatakan, untuk membersihkan tumpukan sampah di muara sungai tersebut, beberapa waktu lalu pihaknya dibantu TNI sudah melakukan operasi militer di luar perang. Namun, operasi mengambil sampah tersebut sifatnya darurat.

‘’ Citarum, saat ini sudah merupakan bencana. Makanya, Gubernur mengambil langkah dengan melibatkan pihak lain yang selama ini.kurang memberi respon,’’ katanya.

Pemprov Jabar, kata dia, akan membuat program gotong royong setiap Sabtu, membersihkan sampah di Sungai Citarum. Di antaranya melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), anak sekolah, dan pesantren.

Bahkan, kata dia, Pemprov Jabar sudah membuat Mou dengan pada Januari 2015 untuk membantu penanganan Citarum. Pemprov Jabar pun, telah merumuskan dan membahas tentang bagaimana pengorganisasiannya.

‘’Sekarang, kami membuat tim yang melibatkan pemerintah provinsi, kabupaten/kota,  TNI,’ kata Anang seraya mengatakan, tim tersebut dikukuhkan kembali karena TNI memiliki sumber daya manusia yang terlatih sampai tingkat desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement