REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional VI Yogyakarta akan mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) untuk relasi Kutoarjo - Yogya - Solo. Operasional KRL ini ditargetkan bisa dilakukan akhir 2016 ini.
Executive Vice President (EVP) PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Hendy Helmi mengatakan, saat ini prasarana untuk operasional KRL jarak tengah dilakukan. "KRL ini nantinya akan menggantikan kereta diesel Prambanan Ekspress yang melayani rute yang sama," ujarnya, Ahad (10/4).
Meski begitu, kata dia, KRL ini bisa juga diberi nama sama dengan kereta sebelumnya. Diakuinya, saat ini, sudah ada sekitar 8.000 tiang di Solo Jebres yang akan digunakan untuk jaringan listrik aliran atas. "Pembangunan akan segera dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.
Tiang tersebut akan mengalirkan listrik untuk KRL. KRL ini tetap menggunakan jalur yang sama dengan jalur kereta sebelumnya. Teknis KRL yang akan dibangun di Solo-Yogyakarta-Kutoarjo tidak akan berbeda dengan spesifikasi KRL yang melayani penumpang di Jabodetabek.
Kata Hendy, KRL hanya membutuhkan listrik 1,5 kVA. Dengan spesifikasi yang sama, maka akan bisa didukung armada yang aada seperti di Jabodetabek. Kebutuhan rangkaian KRL yang akan dioperasionalkan di Solo-Yogyakarta-Kutoarjo akan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi penumpang. Pengadaan kereta akan dilakukan oleh PT KAI setelah pembangunan jaringan listrik selesai.
Operasional KRL ini menurut Helmy dilakukan karena kereta diesel (KRD) yang ada sudah cukup tua dan biaya operasionalnya cukup tinggi."Usia KRD Prameks yang kini dioperasionalkan sudah sangat tua. Namun, tetap dipaksakan berjalan karena kebutuhan masyarakat dan belum ada kereta pengganti," katanya.
Menurut dia, biaya perbaikan dan operasional Prameks yang setiap hari melayani rute Solo-Yogyakarta-Kutoarjo tersebut lebih besar dibanding pendapatan yang diperoleh.
Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan, sesuai data setiap hari, kereta KRD Prameks mengangkut sekitar 6.000 penumpang. Namun, kapasitas yang dimiliki Prameks belum memenuhi kebutuhan yaitu sekitar 10.000 penumpang per hari. "Dengana KRL in kita berharap bisa lebih memberikan layanan yang optimal bagi masyarakat," katanya.