Ahad 10 Apr 2016 13:50 WIB

Intelijen: ISIS Ingin Serang Jerman

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Para militan ISIS (ilustrasi).
Foto: AP
Para militan ISIS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disebut ingin melakukan serangan di Jerman.

"ISIS ingin melakukan serangan di Jerman dan situasi keamanan sangat serius,’’ kata kepala badan intelijen domestik Jerman (BfV), Hans-Georg Maassen kepada sebuah koran seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Ahad (10/4).

Namun, ia menambahkan, belum ada rencana konkret terkait serangan tersebut. ISIS merilis sebuah video pada Selasa (5/4), yang mengatakan kemungkinan melakukan serangan lebih lanjut di Barat setelah melakukan pengeboman Brussels dan Serangan Paris. ISIS juga menyebutkan Inggris, Jerman, dan Italia sebagai kemungkinan target mereka.

"Namun, pada saat ini kami tidak memiliki pengetahuan tentang rencana serangan teroris di Jerman secara konkret," ujarnya.

Dia menambahkan, propaganda ISIS bertujuan untuk mendorong pendukungnya sebagai inisiatif untuk melancarkan serangan di Jerman. Maassen mengatakan, ada beberapa kasus terkait warga Jerman kembali dari Suriah untuk rencana menyerang.

Ia memperingatkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh militan dari Jerman tetaplah jahat. Jerman telah terhindar dari serangan besar sejauh ini berkat otoritas keamanan yang sukses melakukan pekerjaannya dan keberuntungan seperti detonator bom yang beberapa kali tidak meledak.

Pada 2014, seorang pria Jerman yang disebut sebagai Islam radikal didakwa dengan menanam bom pipa di stasiun kereta api Bonn pada 2012. Beruntung bom itu tidak meledak. Pada 2006, dua bom koper yang ditinggalkan oleh militan di kereta api di Cologne juga gagal meledak.

Ditanya berapa banyak kelompok militan di Jerman yang dianggap sangat berbahaya, Maassen mengatakan, ada sekitar 1.100 militan Islam. Mereka dinilai sebagai risiko terorisme yang potensial.

Maassen menambahkan, pihaknya menyadari ada sekitar 300 percobaan untuk merekrut para pengungsi oleh militan Islam. Pihaknya melihat ada potensi radikalisasi yang kuat dalam upaya untuk merekrut anggota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement