Rabu 06 Apr 2016 19:06 WIB

Masyarakat Jakarta tak Terpengaruh Isu SARA

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilgub DKI Jakarta. Ilustrasi
Foto: Antara
Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilgub DKI Jakarta. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dikhawatirkan diwarnai dengan serangan yang menggunakan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Cecep Hidayat menilai efektif atau tidaknya serangan menggunakan isu SARA juga dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Kendati demikian, menurut Cecep, isu SARA dalam pilkada di DKI Jakarta tak akan mempengaruhi masyarakat Jakarta. Alasannya, mayoritas masyarakat Jakarta sudah berpikir secara rasional untuk menilai para calon berdasarkan kemampuan dan rekam jejaknya.

"Bergantung pada karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat Jakarta sudah pemilih rasional. Tidak pengaruh," kata Cecep, Rabu (6/4).

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Sumarno meminta kepada bakal calon yang maju di Pilkada Gubernur DKI 2017 agar tak saling serang, apalagi menggunakan cara-cara negatif seperti isu SARA. Menurutnya, para bakal calon beserta tim sukses semestinya memberikan pendidikan politik ke masyarakat Jakarta.

Meski tahapan pilkada belum dimulai, tetapi harus diakui bursa pencalonan khususnya Pilkada DKI Jakarta semakin ramai. Sejumlah bakal calon maupun timses bahkan telah melakukan giatnya demi meraih perhatian masyarakat Jakarta di Pilkada DKI mendatang.

Bahkan, pernyataan yang bernada negatif pun sering kali muncul dan tak terhindarkan. Namun, Sumarno mengaku tak bisa melakukan teguran karena tahapan pilkada belum resmi dimulai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement