REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan hingga kini pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pihak Filipina terkait pembebasan 10 WNI yang ditawan Abu Sayyaf. Ia mengatakan pengusaha siap merogoh kocek untuk membayar uang tebusan yang diminta Abu Sayyaf.
Luhut mengatakan hingga kini diskusi dan kordinasi dilakukan sampai pada tahap kordinasi antara perusahaan dengan Abu Sayyaf. Perusahaan sepakat mengeluarkan uang Rp 14,3 miliar untuk menebus tawanan.
"Pihak perusahaan sepakat untuk bayar. Tapi ada juga beberapa opsi lain," ujar Luhut di kantornya, Senin (4/3).
Luhut mengatakan pergerakan Abu Sayyaf sendiri terus terpantau dan terlacak. Ia mengerahkan beberapa opsi dan upaya untuk membebaskan 10 WNI itu. Namun ia tak bisa menjelaskan seperti apa opsi opsi tersebut untuk keselamatan para WNI.
Sepuluh WNI yang merupakan anak buah kapal itu disandera di kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara. Kapal ini berlayar dengan kapal lain, yaitu TB Brahma 12 dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan, 15 Maret lalu.