Senin 04 Apr 2016 19:45 WIB

Pemadaman Listrik di Nias Diklaim tak Ganggu Pelaksanaan UN

Rep: Issha Harruma/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kurangnya pasokan daya listrik menjadi salah satu perhatian pemerintah provinsi Sumut dalam penyelenggaraan Ujian Nasional kali ini. Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan, salah satu fokus utama pihaknya adalah pelaksanaan UN di Pulau Nias yang saat ini tengah mengalami pemadaman listrik.

"Hampir 70 persen kawasan Pulau Nias tidak teraliri listrik. Untuk UN di sekolah-sekolah tersebut, PLN telah membantu dengan genset," kata Erry usai meninjau pelaksanaan UN di SMAN 1 Medan, Senin (4/4).

Koordinasi dengan PLN ini, kata Erry, juga dilakukan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan UN Berbasis Komputer (UNBK) di 99 sekolah di Sumut. Pihaknya, lanjut Erry, telah berkoordinasi dengan PLN untuk menjamin pasokan listrik di sekolah-sekolah tersebut.

"Kepada 99 sekolah yang mengikuti UNBK, PLN bantu dukung genset untuk cadangan listrik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Ujian Nasional Provinsi Sumut, Yuniar mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan terkait gangguan akibat pemadaman listrik di Pulau Nias.

"Kan untuk SMA di sana nggak ada yang UNBK. Gangguan yang lain juga belum ada dari sana. Kita kan harus dengar laporan dari panitia kabupaten, sampai saat ini belum ada laporan dari mereka," kata Yuniar.

Terkait temuan kertas yang diduga kunci jawaban di salah satu SMA di Medan hari ini, Yuniar juga mengaku belum mendapat laporan secara resmi. Meski begitu, ia mengklaim, pihaknya telah menelusuri kebenaran informasi tersebut.

"Kita dengar selentingan memang ada itu. Tapi laporan secara tertulis belum ada. Ya, kita coba cek ke Disdik kota Medan, kenapa terjadi seperti itu. Sejauh ini kita sudah coba melacak kebenarannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement