REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melakukan inspeksi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA/SMK di Surabaya, Senin (4/4). Menteri Anies mengunjungi dua sekolah yakni SMA Hang Tuah 1 Surabaya dan SMA Negeri 8 Surabaya. Kunjungan Menteri Anies tersebut juga didampingi oleh Gubernur Jatim Soekarwo dan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini.
Anies mengatakan, pelaksanaan UNBK di SMA Hang Tuah 1 Surabaya menjadi salah satu contoh penyelenggaraan yang cukup baik. Sebab, dilaksanakan dalam satu ruang yakni aula yang bisa menampung lebih dari 100 siswa dalam satu kali sesi ujian.
“Ini yang terbanyak jumlahnya di Indonesia,” ucap Anies di sela-sela kunjungan tersebut.
Menteri Anies menyebutkan, secara nasional jumlah peserta UNBK tahun ini sebanyak 921 ribu siswa atau naik sembilan kali lipat dari tahun lalu sebanyak 107 ribu peserta. Menurutnya, UNBK membuat proses penyelenggaraan menjadi lebih sederhana. Salah satunya, tidak ada persoalan terkait distribusi soal ujian. Selain itu, hasil ujian akan lebih akurat karena integritas ujian lebih terjamin.
“Kalau dulu kita saksikan adanya bantuan-bantuan pengerjaan soal, sekarang sudah tidak bisa dilakukan. Karena dalam satu ruang saja, satu anak dengan anak lain soal ujiannya berbeda-beda, hasilnya lebih mencerminkan kenyataan hasil pembelajaran anak,” kata Anies.
Kepala SMA Hang Tuah 1 Surabaya, Hadi Sukiyanto, mengatakan, total siswa yang mengikuti UNBK sebanyak 398 siswa. Ujian dibagi menjadi tiga sesi masing-masing 140 siswa untuk sesi pertama dan kedua, dan 118 siswa pada sesi ketiga.
Total komputer yang digunakan sebanyak 160 komputer. Sebanyak 80 unit di antaranya merupakan pinjaman dari SMP Hang Tuah yang lokasinya satu atap dengan sekolah tersebut. Selain itu, juga terdapat komputer cadangan sebanyak 20 unit. Total server yang digunakan sebanyak empat unit, dan satu unit server cadangan.
“UNBK kami laksanakan satu ruangan, karena selain mempermudah line juga pengaturannya lebih mudah,” ungkap Hadi.