Senin 04 Apr 2016 10:46 WIB

Aher Tinjau Pelaksanaan UN ke SMAN 20 dan SMKN 2

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sumatera Selatan mengecek tumpukan soal Ujian Nasional di Pergudangan Sriwijaya Emas, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/3).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Petugas Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sumatera Selatan mengecek tumpukan soal Ujian Nasional di Pergudangan Sriwijaya Emas, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) SMA/SMK ke dua lokasi. Yakni, SMKN 2 dan SMAN 20 Kota Bandung, Senin (4/4). Menurut Heryawan mengatakan jumlah siswa SMA/SMK yang‬ mengikuti UN di Jabar sebanyak, 538.404 siswa.

‪Dari hasil pantauan dikedua sekolah tersebut, semua peserta hadir mengikuti ujian. Kalau pun ada yang tak hadir maka ada mekanisme ujian susulan. UN SMA/SMK tahun ini, kata dia, ada yang berbasis ujian Nasional Bebasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pinsil (UNBKP). Tahun ini, sekolah yang menyelenggarakan UNBK di Jabar jumlahnya meningkat. Yakni, dari 102 sekolah naik menjadi 403 sekolah.

"UNBK ini, keuntungannya tak perlu cetak soal," katanya.

Selain itu, kata dia, masalah distribusi soal tak perlu dikhawatirkan tentang kebocoran soal. Ternyata, dengan komputer lebih mudah dan murah.

"Soalnya berbeda-beda dan memanjakan siswa untuk generasi digital," katanya.

Sementara menurut Kepala Sekolah SMAN 20 Bandung, Yeni Gantini, pelaksanaan UNBK di sekolahnya di buat 3 shift karena, keterbatasan komputer. Jumlah peserta UN di SMA 20, ada 342 siswa. Minimal, seharusnya ada 114 komputer. Namun, sekarang SMAN 20 Bandung hanya memiliki 122 komputer, jumlah tersebut sudah termasuk komputer cadangan sebanyak 8 unit.

"Tahun ini kan Kota Bandung baru pertama kali dengan UNBK," katanya.

Ke depan, kata Yeni berharap minimal pelaksanaan UNBK ini bisa 2 shift. Namun, sekolahnya akan melakukan pengadaan komputer secara bertahap. Yakni, bisa dengan membeli menggunakan dana sendiri atau menggunakan dana Pendidikan menengah universal.

"Rasio siswa dan komputer kan harusnya 1:2," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement