Ahad 03 Apr 2016 17:26 WIB

Sampah di Sungai Ciliwung Kampung Melayu Capai 150 Ton

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Winda Destiana Putri
 Petugas dibantu alat berat mengangkut sampah yang mengendap di Sungai Ciliwung Kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Ahad (3/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Petugas dibantu alat berat mengangkut sampah yang mengendap di Sungai Ciliwung Kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Ahad (3/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang melanda wilayah Bogor pada akhir pekan ini menyebabkan meluapnya Sungai Ciliwung. Ratusan ton sampah pun ikut hanyut terbawa arus sungai yang melintasi Kota Jakarta itu.

Berdasarkan pantauan hingga Ahad (4/3) siang, tumpukan sampah masih menghambat aliran Sungai Ciliwung di bawah Jembatan Kampung Melayu, perbatasan antara Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Tumpukan sampah itu umumnya terdiri dari potongan-potongan bambu dan kayu, kasur bekas, serta limbah berbahan plastik dan styrofoam.

Puluhan petugas dari Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampak sibuk membersikan sungai. Satu unit ekskavator dan 30 truk pun dikerahkan untuk mengangkut sampah yang menumpuk di bawah Jembatan Kampung Melayu itu.

"Selama dua hari ini, kami sudah mengangkut lebih dari 70 truk sampah di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Sebanyak 40 truk di antaranya berasal dari Kampung Melayu saja dengan berat mencapai 150 ton," tutur Wakil Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, kepada Republika, Ahad (3/4).

Ia mengungkapkan, instansinya memiliki 53 unit ekskavator. Namun, alat berat yang disiagakan di sepanjang jalur Ciliwung saat ini hanya 9 unit.

Kesembilan ekskavator itu disebar di enam lokasi aliran sungai yang rawan menjadi tempat berkumpulnya sampah, yaitu Kalibata, Kampung Melayu, Manggarai, Season City, Suratmo, dan Berlan.

Ali berpendapat, instansinya tidak menutup kemungkinan untuk menambah alat berat di lokasi-lokasi tersebut. "Jika memang dibutuhkan, kami akan tempatkan ekskavator lebih banyak lagi di sepanjang Ciliwung, tergantung perkembangan kondisi nanti," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement