REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat mesin pertanian (Alsintan) sebesar Rp 4,1 triliun dalam APBN 2016. Jumlah itu meningkat Rp 3,6 triliun dibanding 2015 sebagai usaha meningkatkan produksi tanaman padi.
"Alokasi anggaran sebesar Rp 4,1 triliun itu sampai sekarang baru terserap sekitar 11 persen," kata Direktur Alsintan Kementerian Pertanian, Suprapti di Bojonegoro, Sabtu (2/4).
Menurut dia, alokasi anggaran sebesar Rp 4,1 triliun itu untuk membeli alsintan antara lain traktor, pompa air, alat tanam, dan alat panen dan pengolahan hasil pertanian.
"Pengadaan alsintan yang sedang berjalan ini untuk mengubah pertanian tradisional menjadi modern," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan alsintan, maka produksi pertanian di Tanah Air bisa lebih meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan catatan kebutuhan pupuk dan air tercukupi.
Dalam prakteknya, alsintan diberikan kepada petani melalui kelompok tani, sehingga bisa dimanfaatkan bersama. "Harapan kami dengan adanya alsintan, bisa meningkatkan penghasilan petani. Setelah itu, petani bisa membeli sendiri alsintan," katanya.
Ia mengakui kehadiran alsintan bisa menimbulkan pertentangan, karena menggeser tenaga kerja. Ia mencontohkan di Karanganyar, Jawa Tengah, kehadiran mesin alat tanam padi, sempat dipermasalahkan buruh tani, yang takut kehilangan pekerjaan.
Namun, katanya, buruh tani di daerah setempat bisa menerima setelah memperoleh kejelasan bahwa mereka tetap bisa bekerja dengan membuat benih tanaman padi di rumahnya masing-masing. "Kehadiran alsintan juga untuk mempengaruhi generasi muda agar bersedia bertani, sebab sekarang banyak generasi muda yang enggan bertani," katanya.