Jumat 01 Apr 2016 20:28 WIB

Siswa Trauma, Pesantren Mereka Terbakar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Garis Polisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khairaat yang terletak Desa Gosoma, Kecamatan Tobelo Halmahera Utara (Halut), Provinsi Maluku Utara (Malut) menyisakan trauma mendalam bagi para siswa.

Terlebih, peristiwa yang terjadi pada Senin (28/3) sekira pukul 04.00 WIT itu, menghanguskan empat kelas yang biasa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.  "Kami memikirkan bagaimana nasib siswa kelas XII yang besok Senin (4/4) ujian nasional (UN)," kata Sekertaris Yayasan Al Khairaat Halmahera Utara, Ihwan Buaza kepada Republika.co.id, Jumat (1/4).

Ia menyebut, pascakebakaran yang menimpa sekolah, para siswa masih trauma dengan kejadian tersebut. Kendati ada dua polisi yang berjaga di sekitar sekolah, namun situasi dan kondisi belum kondusif pascabentrok beberapa waktu lalu. Selain itu, salah satunya, karena kasus pembakaran tersebut masih belum terungkap.

Ihwan mengatakan, kegiatan belajar mengajar memang berlangsung seperti biasa. Kendati, beberapa dari siswa terpaksa belajar di bawah pohon karena ruangan kelas yang hangus terbakar. "Kegiatan belajar mengajar berlangsung, tapi mereka kayak anak ayam kehilangan induk, belajar juga di bawah pohon," ujar dia.

Sebanyak empat ruangan kelas tidak bisa dipakai, karena dipasang garis polisi untuk keperluan penyelidikan.

"Kami tak boleh masuk. Yang masalahnya, menghadapi ujian, bagaimana belajar kalau suasana mencekam," tutur Ihwan.

Ia menilai, pembakaran yang menimpa Pondok Pesantren Al Khairaat butuh perhatian Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Kita tak puas dengan kinerja aparat kepolisian," lanjutnya.

Sebelumnya, terjadi bentrok antara dua kelompok pemuda, masing-masing dari Desa Gosoma dan Desa Gamsungi, Kecamatan Tobelo Halmahera Utara (Halut) pada Ahad (27/3) sekira pukul 19.00 WIT. Bentrok tersebut dipicu oleh seorang pemuda yang menabrak palang pembatas di depan Gereja Siloam Gosoma. Pemuda itu dianggap mengganggu jalannya perayaan malam Paskah. Hingga akhirnya ia dihajar oleh kelompok pemuda Kristen.

Tidak terima dengan apa yang menimpa pemuda tersebut, rekan-rekannya kemudian menyerang balik. Kedua kelompok pemuda itu membawa berbagai jenis senjata tajam. Aksi anarkis berimbas pada Pondok Pesantren Al Khairaat. Kaca masjid yang berada di samping sekolah pecah akibat dilempar batu. Kemudian sekira pukul 04.00 WIT, pengurus pondok pesantren dan guru-guru mendapati empat ruang kelas hangus terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement