Jumat 01 Apr 2016 10:30 WIB

'Belum Tentu Ahok Menang di Pilgub DKI'

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberitaan yang masif tentang adanya dugaan tindak pidana kriminal seperti korupsi, dapat memengaruhi elektabilitas calon yang akan bersaing dalam pemilihan kepala daerah.

"Kejadian luar biasa bisa muncul kapan saja dan menimpa siapa pun kandidatnya. Kejadian-kejadian tersebut bisa membuat kepercayaan pemilih menurun bila hal itu beredar luas dan masyarakat meyakini kebenarannya," kata peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat (1/4).

Selain dugaan tindak pidana korupsi, kasus lain yang bisa memengaruhi elektabilitas calon adalah isu pelecehan seksual serta program dan kebijakan kontroversial yang tidak disukai dan menuai protes sebagian besar masyarakat.

Pernyataan kontroversial yang menyinggung sebagian besar masyarakat, juga dapat memengaruhi tingkat keterpilihan calon.

"Namun, tidak mudah memengaruhi pemilih yang fanatik terhadap salah satu calon. Namun, pemilih mengambang, yang masih 'abu-abu', berpotensi besar akan terpengaruh dengan kejadian-kejadian luar biasa itu," tuturnya.

Bahkan, kata dia, hal tersebut bisa saja menimpa Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok, yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Bila peristiwa tersebut menimpa Ahok, bisa saja sebagian pemilihnya yang tidak fanatik akan berpindah kepada kandidat lainnya. Karena itu, meskipun dalam bursa calon gubernur saat ini Ahok paling kuat, belum tentu dia akan menang dalam pilkada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement