REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah memberikan penghargaan kepada dunia pendidikan Indonesia tahun lalu. UNESCO-Japan Prize 2015 bidang Pendidikan ini diperuntukkan pada program Pembangunan Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) yang dirancang Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD) dan Dikmas Jawa Barat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyatakan apresiasinya atas pengabdian dan prestasi yang diraih pada bidang ESD. “Ini sebagai tonggak kepercayaan yang menandai langkah selanjutnya untuk menumbuhkan generasi berkualitas melalui pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Anies di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Rabu (30/3).
Anies menjelaskan, program yang dirancang oleh PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat ini bertujuan untuk menciptakan wirausahawan baru berbasis keunggulan dan daya saing lokal. Tujuannya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Anies mengatakan, program ini juga diupayakan untuk melestarikan budaya lokal dan mempertahankan konservasi lingkungan.
Menurut Anies, metode ini diterapkan dengan menggambarkan kondisi kehidupan nyata. Caranya, melalui titik masukkan kewirausahaan dengan berbagai keterampilan vokasional seperti kerajinan tangan wayang dan ukiran, budidaya ikan air tawar, pertanian sayuran organik, dan vokasinal lainnya. Hal-hal tersebut menggunakan bahan-bahan limbah dan daur ulang sebagai bahan baku.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga menjelaskan, program tersebut merupakan pendekatan inovatif bagi pengembangan keterampilan kewirausahaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi lokal. Kemudian pemenuhan interaksi sosial dan pemanfaatan sumber daya berdasarkan prinsip-prinsip pedagogi dan keberlanjutan juga.
Pada dasarnya, kata Anies, program tersebut akan berujung pada munculnya ekonomi lokal yang mencukupi. Selanjutnya, interaksi masyarakat yang kohesif dengan mempertahankan budaya lokal dan menjamin pendidikan. Upaya ini dilakukan demi pembangunan keberlanjutan melalui praktek nyata.
Atas adanya program tersebut, Anies pun mengajak para pemangku kepentingan pendidikan non-formal dan informal di Indonesia. Mereka diharapkan dapat menjadi ujung tombak pendidikan. Harapannya demi pembangunan keberlanjutan yang mampu mentransformasikan peserta didik ke arah perubahan menuju dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.
Di samping itu, Mendikbud juga berharap para pemangku kepentingan tersebut mampu mengintegrasikan dimensi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Hal ini juga bisa membantu peserta didik memahami keterkaitan dan memampukan mereka dalam mengambil tindakan yang tepat.
Sementara itu, Kepala PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat Djajeng Baskoro berharap penghargaan UNESCO-Japan 2015 dapat mengubah pola pikir dan mental masyarakat. Kemudian memperbaiki perilaku seluruh komponen bangsa yang ditempuh melalui penyelenggaraan pendidikan yang lebih komprehensif. “Sehingga dapat mengintegrasikan kemampuan intelektual, moral spiritual, dan vokasional berwawasan lingkungan,” ujar dia.