Kamis 31 Mar 2016 06:20 WIB

Polda: Tak Ada Pelanggaran SOP di Insiden Ledakan Granat di Kendari

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Granat
Foto: Republika/Yasin Habibi
Granat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) membantah ledakan granat saat pelatihan satpam tentang pengenalan bahan peledak (handak) merupakan kesalahan prosedur dan pelanggaran SOP (Standar Operating Procedure).

"Semua sudah sesuai SOP," tegasnya kepada Republika.co.id.

Pernyataan Kapolda Sultra ini sekaligus membantah pihak yang menduga adanya kesalahan prosedur dan pelanggaran SOP oleh instruktur pelatihan handak yang juga berasal dari tim gegana brimob Polda Sultra.

Terkait pelatihan handak yang dilakukan di dalam ruangan, menurut Agung hal itu juga sudah termasuk bagian dari SOP. Namun ia mengklaim ledakan yang terjadi Selasa kemarin merupakan kecelakaan murni.

Granat yang meledak merupakan bahn peledak pabrikan, granat itu tiba-tiba jatuh dan meledak. Saat ini Polda Sultra masih melakukan investigasi terkait ledakan ini, namun pihaknya tetap lakukan penyelidikan baik oleh Reskrim maupun Propam Polda Sultra.

Sebelumnya ledakan handak terjadi di Universitas Halu Oleo, kota Kendari, Sultra Selasa kemarin pukul 15.30 WITA. Polda Sultra memastikan ledakan terjadi akibat granat meledak yang digunakan untuk pelatihan satpam pengenalan handak, bukan karena serangan teroris.

Akibat ledakan tersebut, empat orang meninggal yang terdiri atas satu anggota Polri dan tiga satpam. Sedangkan, delapan orang mengalami luka-luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement