Rabu 30 Mar 2016 18:57 WIB

Isu Flu Burung Jangan Jadi Dalih Impor Unggas

Rep: soni fitrie/ Red: Taufik Rachman
Unggas.
Foto: Alarabiya
Unggas.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peternak unggas nasional terus meningkatkan kewaspadaan agar penyebaran virus flu burung direm. Meski saat ini dinilai belum terlalu parah, kewaspadaan harus tetap diperketat agar industri unggas nasional tak redup.

"Pasti memengaruhi produksi kita, apalagi ledakan flu burung sulit diprediksi," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Krissantono kepada Republika, Rabu (30/3).

Ledakan, kata dia, hingga kini belum terjadi. Kasus flu burung pada peernakan unggas jenis ras masih dalam skala kecil dan sporadis. Tapi jangan sampai menjadi ledakan sebab bisa berdampak pemusnahan massal unggas. Ujung-ujungnya, kekurangan unggas dapat mendorong pembukaan impor dari negara luar. Jika sudah begitu, akan sulit bagi Indonesia untuk menutup kembali pintu impor yang sudsh dibuka.

Negara calon pengimpor yang paling potensial yakni Brazil dan Amerika. Mereka memproduksi ayam ras skala besar dan "membuang" kelebihan produksi ke negara-negara lain terutama kawasan timur tengah. Indonesia saat ini masih bertahan untuk menutup impor ayam dari negara tersebut karena masih dibentengi syarat halal.

"Jika kita melarang impor tanpa alasan, itu menyalahi perjanjian WTO, tapi belum ada satu pun negara yang bisa menembus benteng halal kita untuk unggas," tuturnya. Syarat kehalalan tersebut juga efektif mencegah rusaknya industri unggas nasional dari kehancuran. Lagi pula, negara sangat menghormati mayoritas penduduk Indonesia yang kuat memegang prinsip konsumsi halal hingga kini.

Makanya, pencegahan flu burung agar tak menyebar luas sangat diperhatikan peternak. Termasuk memperketat lalu lintas perdagangan unggas antar pulau. Selebihnya, peternak unggas sepakat meningkatkan biosekutitas budidaya ayam dan menjaga kebersihan kandang.

Ia juga meminta pemerintah menggencarkan sosialisasi tentang kabar terbaru perkembangan mutasi virus serta strategi pencegahannya. "Ibarat api, harus kita padamkan selagi masih belum besar," ujarnya. Termasuk pengadaan vaksinasi dan aturan pakainya pun harus segera disampaikan kepada peternak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement