REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, saat ini ia sudah berada di Klaten Untuk mengawal autopsi terhadap jenazah Siyono.
"Namun, memang autopsi jenazah Siyono ditunda hari ini, meski rencananya autopsi akan dilakukan oleh lima dokter forensik," katanya, Rabu, (30/3).
Dokter forensik yang akan melakukan autopsi terhadap jenazah Siyono merupakan dokter dari beberapa rumah sakit Muhammadiyah yang ada di Yogya dan Jawa tengah. Dan, penanganan lebih lanjut pada jenazah masih dibicarakan teknisnya.
Muhammadiyah siap membantu karena diminta oleh keluarga Siyono. Semua juga dilaksanakan berdasarkan izin keluarga Siyono.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Desa Pogung juga berkumpul di dekat tempat pemakaman desa setempat, menyatakan menolak adanya autopsi jasad Siyono. Menurut Kepala Desa Pogung Djoko Widoyono, pihaknya mendengar akan dilakukan autopsi di makam Siyono.
"Kami secara resmi belum menerima surat pemberitahuan petugas yang akan melakukan autopsi, baik dari kepolisian maupun instansi lain," katanya.
Selain itu, warga Pogung yang telah mendengar akan adanya autopsi menjadi resah sehingga mereka kemudian membuat pernyataan penolakan itu. Warga menolak kegiatan autopsi jasad Siyono dengan alasan mereka khawatir, takut, dan trauma hiruk pikuk datangnya orang dari luar desa.
Menurut dia, warga meminta dibuat pernyataan bersama bahwa mereka menolak autopsi agar tercipta iklim yang aman dan damai di Desa Pogong.
"Surat pernyataan itu sudah diserahkan ke pihak aparat keamanan untuk ditindaktanjuti permintaan warga itu, " katanya.
Terduga teroris Siyono (34), warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri, dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3). Menurut Wagiyono, saudara kandung Siyono, acara pemakaman jenazah Siyono dilaksanakan di tempat pemakaman desa setempat, Ahad (13/3) dini hari.