Selasa 29 Mar 2016 14:21 WIB

Hanura Ancam Pecat Kader tak Dukung Ahok

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat membuka Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pulo Gundul di Jalan Kramat, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat membuka Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pulo Gundul di Jalan Kramat, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Hanura mengancam seluruh kadernya agar menaati keputusan partai untuk mendukung pencalonan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Kalau masih ada kader Hanura yang tidak mendukung keputusan partai yang mendukung Ahok, Hanura akan memecat kadernya. Ketua Tim Pilkada Pusat (TPP) Hanura, Erik Satriya Wardhana menegaskan, dukungan terhadap Ahok sudah menjadi keputusan resmi partai.

Setiap kader harus mengikuti keputusan partai dan tidak boleh menentangnya. Kalau memang ada kader yang tidak setuju dan ingin mengundurkan diri, partai memersilakan. Tapi kalau ada kader yang melakukan aktivitas bertentangan dengan keputusan partai yang mendukung Ahok, akan diberlakukan sanksi sesuai AD/ART.

“Kalau ada kader yang secara terbuka menyatakan atau melakukan aktivitas yang menentang kebijakan partai maka berlaku sanksi sesuai AD?/ART, apa sanksinya, bisa saja pemecatan,” tegas Erik di Jakarta, Selasa (29/3).

Erik menambahkan, sebelum menjadi keputusan resmi partai, Hanura memersilakan kadernya untuk berbeda pendapat soal dukungan ke Ahok. Namun, setelah menjadi keputusan resmi partai, seharusnya tidak ada kader yang masih berbeda pandangan dalam mendukung calon Gubernur DKI Jakarta yang berkomitmen untuk maju perseorangan tersebut.

Kalau memang ada kader yang masih tidak setuju terhadap dukungan Hanura terhadap Ahok, partai akan mengambil langkah untuk memberi sanksi. Namun, kalau kader yang tidak setuju tersebut mengundurkan diri, maka sanksi sesuai AD/ART partai tidak berlaku lagi.

Menurut dia, pengambilan keputusan dukungan Hanura terhadap Ahok sudah melalui mekanisme yang sesuai dengan AD/ART partai. Sebab itu, keputusan untuk mendukung pejawat Gubernur DKI Jakarta ini resmi menjadi keputusan partai. “Keputusan resmi ini dibuat untuk ditaati setiap kader Partai Hanura,” kata Erik.

Sebelumnya, dua kader Hanura mengundurkan diri karena tidak sepakat dengan sikap resmi partai yang mendukung Ahok dalam pilkada serentak tahun 2017 nanti. Mereka adalah Wakil Ketua DPD bidang Organisas, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Hanura, Rahmat HS dan Wakil Ketua bidang Pembinaan Legislatif dan Eksekutif Partai Hanura Bustami Rahawarin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement