REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik yang juga mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum Chusnul Mar'iyah mengatakan media massa berperan besar dalam mempengaruhi pilihan publik dalam pilkada serentak 2017.
"Dengan perkembangan teknologi informasi dan model idol yang dipropagandakan melalui media massa, maka tidak heran kalau pilkada juga dipengaruhi oleh fenomena tersebut," kata Chusnul saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (26/3).
Ia menjelaskan media menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi publik dalam memilih kepala daerah, meski juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti?agama, suku, identifikasi partai, jaringan, dan kebijakan.
Chusnul menilai keterlibatan media dalam proses menuju pilkada atau pemilu kerap kali turut mendominasi pemberitaan salah satu calon. "Sejauh mana media kemudian mendominasi? Dengan demikian pemilu langsung tidak akan 'free and fair' (bebas dan adil) bila medianya juga tidak free and fair," ujar dia.
Dalam kondisi demikian, Chusnul berpendapat media bisa menjadi kekuatan politik dan memiliki kepentingan bisnis yang bisa mengalahkan kepentingan negara. Chusnul menekankan rakyat harus tahu lebih dulu apa yang akan dilakukan oleh calon kepala daerahnya jika terpilih.
Mengambil contoh DKI Jakarta, Chusnul mengatakan warga Ibu Kota berhak untuk tahu apa yang akan dilakukan oleh pasangan calon menyangkut berbagai permasalahan Jakarta seperti pendidikan akhlak, kesehatan, tempat ibadah, transportasi publik seperti Metro Mini dan Kopaja, gedung olahraga, perlindungan anak, pengelolaan sampah hingga air bersih.
Baca juga: Harga Elpiji Subsidi Indonesia Termurah di ASEAN