Sabtu 26 Mar 2016 21:41 WIB

Pemadaman Listrik Ganggu Konsentrasi Siswa Hadapi Ujian

Pemadaman listrik
Foto: Antara
Pemadaman listrik

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT  -- Pemadaman listrik yang masih terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus dikeluhkan karena cukup mengganggu para siswa mempersiapkan diri menghadapi ujian.

"Cukup mengganggu juga karena biasanya jadwal belajar malam hari. Kalau listrik padam, pasti terganggu belajar. Pakai lampu darurat itu tidak senyaman pakai listrik PLN karena bisa lebih terang," kata Sarah, salah satu pelajar di Sampit, Sabtu (26/3).

Sudah sekitar sebulan pemadaman listrik terjadi di daerah ini. Masyarakat mengeluh karena pemadaman listrik biasanya cukup lama. Bagi pelajar, pemadaman listrik cukup mengganggu karena saat ini digelar ujian tengah semester, terlebih bagi siswa SMA yang akan menghadapi ujian nasional awal April nanti.

Seperti Sabtu malam, pemadaman listrik terjadi di Jalan Muchran Ali dan sekitarnya. Mengantisipasi pemadaman listrik yang tidak terjadwal, banyak siswa yang akhirnya mengubah jadwal belajar mereka menjadi sore hari. Mereka berharap Perusahaan Listrik Negara segera mencarikan solusi supaya pemadaman listrik tidak terjadi lagi.

"Anak saya baru selesai ujian tengah semester. Kemarin sangat terasa cukup terganggu belajar karena listrik sering padam. Jadi, belajar diubah menjadi sore hari karena kalau malam mati lampu itu anak saya tidak bisa konsentrasi belajar," kata Maria, salah satu orang tua siswa.

Manajer PT PLN Rayon Sampit, Ginter Theo Limin mengatakan, pihaknya akan menyiapkan genset untuk mengamankan pasokan listrik ke sekolah-sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer pada 4 hingga 12 April nanti.

"Kami berusaha ikut menyukseskan ujian nasional. Ada beberapa sekolah yang tidak memiliki genset, kita berupaya mem-'back up'. Ada tiga sekolah, ini tugas kami menyediakannya dengan menyewa genset," kata Ginter.

Untuk sekolah-sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer, PLN mengantisipasi pemadaman dengan menyiapkan genset. Namun Ginter tidak berani menjamin tidak adanya pemadaman malam hari saat anak-anak sedang belajar karena malam hari merupakan saat beban puncak.

"Kami berusaha semaksimal mungkin tidak melakukan pemadaman di permukiman, khususnya malam hari. Nanti rencananya untuk sementara pemadaman di industri, hotel dan usaha, seperti hotel dan pusat perbelanjaan. Kita harapkan mereka gunakan genset dulu, sehingga listrik yang biasa untuk mereka bisa kita alihkan kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Ginter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement