REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Puluhan penarik becak serta pengemudi ojek yang biasa mangkal di Stasiun Kediri, Jawa Timur, mengikuti kursus Bahasa Inggris secara gratis, agar jika ada turis asing bisa lebih mudah menawarkan jasanya.
"Saya sengaja ikut kegiatan ini. Selain menambah pengetahuan, ketika nanti ada turis bisa mengajukan tawar-menawar ongkos," kata Muh Fadil, salah seorang penarik becak di Kediri, Kamis (24/3).
Ia mengaku kegiatan pemberian kursus ini sangat membantu, terlebih lagi tidak ada beban biaya. Ia dengan rekan-rekannya diberikan pelajaran Bahasa Iggris dengan mudah.
"Tadi diajari perkenalan serta tawar menawar, yang jelas masalah rupiah," katanya pria asal Kelurahan Bandarkidul, Kota Kediri itu.
Saat menghadiri kursus Bahasa Inggris itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pendidikan ini diberikan sebagai upaya memberikan bekal masyarakat untuk berkomunikasi, terutama warga asing.
"Ini untuk meningkatkan kepasitas masyarakat menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Kami paham telat (belajar Bahasa Inggris), tapi kami tetap tidak boleh berputus asa," katanya.
Ia mengatakan kursus itu memang diberikan secara gratis oleh pemerintah dengan menghadirkan mentor serta sukarelawan pengajar asal Amerika Serikat. Untuk sukarelawan terdapat lima yang diperbantukan oleh kementerian pendidikan dan bertempat di Kediri.
"Dilatih untuk speaking, sebab di sini banyak penarik becak. Biasanya, di stasiun banyak orang asing dan siapa tahu bisa mengantar, dan ini tentunya berdampak pada pendapatan mereka" ujarnya.
Wali Kota juga menegaskan, tidak ada batasan usia bagi mereka yang ingin mengikuti program kursus "English Massive" (EMas) ini. Mereka bisa mendatangi tempat-tempat yang disiapkan untuk kursus.
Kegiatan kursus itu tersebar di seluruh rukun warga (RW) di Kota Kediri. Terdapat 34 titik yang digunakan kegiatan kursus tersebut. Untuk awal ini, kegiatan kursus sudah berjalan di enam kelurahan di antaranya di Kelurahan Balowerti, Ngampel, serta Ngronggo.