Rabu 23 Mar 2016 18:07 WIB

Luhut Tolak Bekerja Sama dengan Amerika Serikat

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
  Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.
Foto: Antara/Resno Esnir
Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia tak perlu bantuan Amerika Serikat (AS) dalam memburu Santoso dan kelompoknya. Meski sebelumnya, pemerintah AS sempat menetapkan Santoso sebagai salah satu DPO Internasional.

Luhut menilai, dalam menangani Santoso, Indonesia punya cara tersendiri dan tak perlu bantuan AS. Ia mengatakan, sampai saat ini Indonesia masih bisa mengendalikan pergerakan Santoso.

"Ngapain Amerika masuk? Kita bisa sendiri kok. Yang penting kita lakukan operasi dengan baik," ujar Luhut di kantornya, Rabu (23/3).

Luhut mengatakan, gerilya sendiri merupakan strategi perang yang tidak bisa dituntaskan secara cepat. Ia mengatakan, negara negara lain pun tidak ada yang bisa menyelesaikan perang yang memakai teknik gerilya.

Meski negara canggih sendiripun, juga tak bisa menyelesaikan peperangannya meski sudah memakai teknologi canggih. "Gerilya tuh nggak kaya matematika. Seluruh dunia operasi anti gerilya itu enam bulan selesai nggak ada. Amerika canggih apa? siapa juga nggak bisa cepat selesai. Israel canggih nggak selesai juga. Inggris tuh nggak selesai juga," ujar Luhut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement